Daily News

Didesak AS, Presiden Iran Menolak Bernegosiasi

TAHERAN | Priangan.com – Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, mengungkapkan bahwa dirinya menerima ancaman dari Amerika Serikat (AS) terkait negosiasi nuklir. Ia menegaskan kalau Iran menolak berunding, terutama setelah AS mengirimkan surat yang mendesak Teheran untuk kembali membahas perjanjian nuklir baru pada 11 Maret 2025.

Di sisi lain, Presiden AS, Donald Trump, menyatakan keterbukaannya untuk mencapai kesepakatan dengan Iran, terutama mengenai program nuklir. Namun, Trump juga kembali menerapkan kebijakan “tekanan maksimum” yang pernah ia jalankan selama masa kepemimpinannya sebelumnya. Kebijakan ini bertujuan mengisolasi Iran dari ekonomi global dan menekan ekspor minyaknya hingga nol.

Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menegaskan pada Sabtu lalu bahwa Teheran tidak akan tunduk pada ancaman untuk bernegosiasi. Pernyataan ini disampaikan sehari setelah Trump mengirimkan surat terkait pembicaraan nuklir.

Dalam wawancara dengan Fox Business pekan lalu, Trump menegaskan, ada dua cara untuk menghadapi Iran: secara militer atau dengan membuat kesepakatan.” Ia menekankan bahwa kesepakatan diperlukan untuk mencegah Teheran memperoleh senjata nuklir.

Sementara itu, Iran disebut-sebut telah mempercepat pengayaan uranium hingga tingkat kemurnian 60%, sebuah langkah yang dikhawatirkan dapat mengarah pada produksi senjata nuklir. Namun, pemerintah Iran terus membantah tuduhan ini.

Percepatan program nuklir Iran dimulai pada 2019, setahun setelah Trump membatalkan kesepakatan nuklir Iran 2015 dengan enam negara besar dunia dan kembali memberlakukan sanksi ekonomi yang menghantam perekonomian Iran.

Kembalinya Trump ke Gedung Putih membuat Iran semakin waspada. Negara itu kini berupaya memperkuat pertahanannya dalam mengembangkan program nuklir serta melindungi rakyatnya dari dampak sanksi yang terus melemahkan ekonomi nasional. (Zia)

zvr
Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
Tonton Juga :  Menko Polhukam Hadi Tjahjanto Ungkap Kesulitan Menghadapi Polarisasi dalam Pilkada Serentak 2024
%d blogger menyukai ini: