TASIKMALAYA | Priangan.com – Aksi kekerasan jalanan yang melibatkan geng motor kembali mencederai rasa aman warga Kota Tasikmalaya. Peristiwa terbaru terjadi pada Senin dini hari (16/6/2025) di wilayah Kecamatan Mangkubumi, saat seorang pelajar menjadi korban hingga mengalami koma dan harus mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit.
Insiden tersebut menambah deretan kasus kekerasan geng motor di kota ini, yang memunculkan kekhawatiran serius di kalangan masyarakat.
Wakil Wali Kota Tasikmalaya, Diky Chandra, menyampaikan keprihatinannya terhadap kejadian tersebut.
“Ini bukan hanya soal keamanan, tapi juga tentang bagaimana kita membangun kembali ketahanan sosial dari tingkat terkecil: keluarga,” ujar Diky kepada wartawan.
Pemerintah Kota Tasikmalaya, lanjutnya, tidak tinggal diam. Dalam waktu dekat, pihaknya akan menggelar forum diskusi lintas sektor (FGD) yang melibatkan unsur kepolisian, akademisi, pemangku kebijakan daerah, serta organisasi masyarakat.
Diskusi ini ditujukan untuk merumuskan langkah konkret dalam menekan maraknya aksi brutal kelompok bermotor.
Diky juga menegaskan bahwa penanganan geng motor harus dimulai dari pendekatan preventif. Menurutnya, penguatan peran keluarga, terutama dalam pola pengasuhan dan pengawasan terhadap remaja, menjadi kunci utama pencegahan.
“Kita sedang pertimbangkan juga pembatasan aktivitas malam bagi pelajar, sambil mendorong keterlibatan mereka dalam kegiatan-kegiatan yang membangun, seperti seni dan olahraga,” jelasnya.
Lebih jauh, ia menyinggung pula pentingnya upaya penanggulangan di sisi hilir, seperti pengawasan terhadap peredaran minuman keras yang kerap menjadi pemicu aksi kriminal.
“Kami sedang mengkaji perluasan penggunaan CCTV di titik-titik rawan, serta merealisasikan bantuan operasional untuk Satgas anti-premanisme dan tim patroli malam,” tambah Diky.
Namun, ia juga menggarisbawahi bahwa keberhasilan rencana ini bergantung pada hasil forum diskusi dan sinergi lintas pihak.
Dengan kondisi yang terus berulang, warga berharap langkah konkret segera terealisasi, sebelum kekerasan serupa kembali terulang dan memakan korban berikutnya. (yna)