TASIKMALAYA | Priangan.com — Tak banyak yang menyangka, seorang anak petani dari pelosok Ciawi bisa duduk di kursi Wakil Ketua DPRD Kabupaten Tasikmalaya. Sosok itu adalah Aef Syarifudin, politisi PDI Perjuangan yang kini menjabat Wakil Ketua DPRD periode 2024–2029. Perjalanan hidupnya adalah bukti bahwa kerja keras dan kejujuran bisa mengantarkan seseorang menembus batas takdir.
Lahir pada 5 Februari 1968 dari keluarga sederhana, Aef tumbuh di lingkungan agraris yang keras namun sarat nilai-nilai keikhlasan. Sejak kecil ia terbiasa membantu orang tuanya ke sawah saat musim tanam dan panen, atau berdagang saat musim lebaran.
“Saya tumbuh dalam kehidupan yang serba pas-pasan, tapi orang tua selalu menekankan pentingnya pendidikan dan kerja keras. Nilai-nilai itu yang saya pegang sampai sekarang,” ujar Aef saat ditemui Priangan.com di ruang kerjanya, Selasa (8/7/2025).
Pendidikan menjadi jalan pertama yang ditempuhnya untuk keluar dari keterbatasan. Setelah lulus dari SMAN 1 Ciawi tahun 1987, Aef melanjutkan pendidikan D1 di bidang perhotelan dan pariwisata. Ia sempat bekerja di industri perhotelan, lalu banting setir membuka usaha kerajinan Tasikmalaya ke Jakarta. Meski usahanya tak berhasil, kegagalan itu justru menempanya.
“Saya belajar dari kegagalan. Tidak semua rencana berjalan sesuai harapan, tapi keberanian mencoba itu penting. Dari situ saya tahu, saya harus cari jalan lain,” kenangnya.
Tahun 1997 menjadi titik balik saat Aef memutuskan masuk ke dunia politik dan bergabung dengan PDI Perjuangan. Ia memulai dari bawah, menjadi pengurus anak cabang di Ciawi. Perlahan, karier politiknya menanjak. Pada Pemilu 2004, ia terpilih sebagai anggota DPRD dari Dapil 2. Tugas pertamanya sebagai Ketua Fraksi menjadi langkah awal menapaki jenjang kepemimpinan.
“Saya tidak pernah membayangkan akan sampai di titik ini. Tapi saya selalu percaya, jika kita jujur, kerja keras, dan tidak pernah lepas dari rakyat, maka akan selalu ada jalan,” ucapnya.
Perjalanan Aef di legislatif berlanjut hingga tiga periode penuh. Ia pernah menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD (2007–2009), Ketua Komisi I, dan Ketua Badan Kehormatan DPRD. Namun, pada Pemilu 2019, ia gagal terpilih kembali. Meski begitu, ia tetap aktif melalui mekanisme Pergantian Antar Waktu (PAW), menggantikan Lina Marlina yang pindah partai.
Pemilu 2024 menjadi momen kebangkitannya. Ia berhasil mengantongi 4 ribu suara dari Dapil 3 (Ciawi, Kadipaten, Pagerageung, Sukaresik, Jamanis). Kini, Aef kembali dipercaya sebagai Wakil Ketua DPRD.
“Saya tidak melihat jabatan ini sebagai kekuasaan, melainkan amanah rakyat yang harus saya jaga. Saya berasal dari rakyat biasa, dan saya ingin tetap berada di sisi mereka,” tuturnya.
Aef dikenal luas sebagai sosok rendah hati, dekat dengan konstituen, dan tegas dalam prinsip. Di balik karier politiknya yang gemilang, ia tetap pulang ke kampung, menyapa warga, dan sesekali turun ke sawah.
“Saya tidak ingin terputus dari akar. Saya lahir dari rakyat kecil, dan akan selalu menjadi bagian dari mereka,” ujarnya mantap.
Kini, di usianya yang ke-57, Aef tidak hanya menjadi wakil rakyat, tetapi juga simbol perjuangan hidup yang nyata. Bahwa keberhasilan sejati tak selalu ditentukan oleh latar belakang, tapi oleh tekad untuk berbuat baik dan konsisten memperjuangkan nasib sesama. (yna)