HINDIA BELANDA | Priangan.com – Belanda adalah negara yang paling lama menancapkan taring penjajahannya di tanah air. Meski belum ada data pasti, namun berdasarkan narasi yang ada, negeri kincir angin itu menjajah Indonesia selama kurang lebih 350 tahun lamanya.
Lantas, siapa orang Belanda yang pertama kali menginjakkan kaki di bumi ibu pertiwi ini? Adalah Cornelis de Houtman. Ia merupakan penjelajah Belanda yang pertama kali menemukan jalur pelayaran dari Eropa ke Indonesia.
Lahir di Belanda pada tahun 1540, Cornelis de Houtman bersama saudaranya, Frederik, kala itu mendapat tugas dari Verre Company untuk memimpin ekspedisi pelayaran mencari jalur rempah ke kawasan Hindia Timur. Ia berangkat dari Amsterdam pada 2 April 1595.
Dengan empat kapal dan panduan navigasi dari Jan Huyghen van Linschoten, Cornelis beserta kru akhirnya berhasil sampai ke pelabuhan Banten pada tahun 1596. Namun, kedatangan mereka pada kali pertama ini tidak disambut baik oleh penduduk lokal. Itu karena mereka terlalu bersikap arogan sehingga penduduk Banten melakukan penolakan dan perlawanan.
Kendati begitu, pengalaman awal yang kurang baik ini tak menyurutkan niat Cornelis untuk bisa menjalin hubungan dagang di kawasan Hindia Timur. Dua tahun setelahnya, ia pun bersama para kru-nya kembali datang ke Banten. Kali ini, Cornelis melakukan pendekatan yang lebih humanis, sehingga bisa diterima oleh penduduk lokal.
Singkat cerita, jalinan hubungan dagang pun mulai terjadi. Dirasa stabilitas hubungan sudah mulai terjalin, Cornelis pun mulai melakukan ekspansi hubungan di kawasan Hindia Timur. Ia mulai berlayar ke berbagai kawasan lain seperti Bali dan Sumatra.
Sayangnya, ketika tiba di Aceh, Cornelis harus meregang nyawa setelah terlibat pertempuran sengit dengan salah satu penguasa di sana. Cornelis tercatat meninggal pada 11 September 1599 karena berhasil dibunuh oleh Laksamana Malahayati.
Kematian Cornelis ini tentunya tidak menghentikan langkah Belanda untuk lebih mengintensifkan aktivitas perdagangan di Hindia Timur. Mereka malah semakin gigih melanjutkan ambisinya. Tidak lama setelah ekspedisi Cornelis, armada-armada dagang Belanda terus berdatangan untuk membeli rempah-rempah.
Sayangnya, pada saat itu stabilitas harga rempah di kawasan Eropa menurun sebagai imbas dari persaingan harga. Pemerintah Belanda pun kala itu akhirnya memutuskan untuk membentuk sebuah perusahaan besar yang diberi nama Verenigde Oost-Indische Compagnie (VOC).
Satu tahun berjalan, VOC bukan ancaman. Tapi seirinhg berjalannya waktu, perusahaan tersebut mulai menunjukkan sisi negatifnya. Perusahaan dagang raksasa milik Belanda ini tak hanya memonopoli perdagangan, tetapi juga mulai berupaya menguasai wilayah-wilayah di Nusantara. Upaya inilah yang menjadi cikal bakal munculnya era kolonialisme di Indonesia. (ersuwa)