Historia

CORE dan Perjuangan Tak Kenal Lelah untuk Kesetaraan Rasial di Amerika Serikat

CORE setempat melakukan unjuk rasa di beberapa tempat makan dan mereka hanya melayani orang kulit berwarna dengan sistem ‘take out’ pada tahun 1965. | Getty Images.

CHICAGO | Priangan.com – Tindak diskriminasi rasial yang merajalela di Amerika Serikat mendorong sekelompok mahasiswa Universitas Chicago untuk bertindak. Pada tahun 1942, mereka mendirikan Congress of Racial Equality (CORE), sebuah organisasi hak-hak sipil yang berkomitmen melawan ketidakadilan tanpa kekerasan.

Dipimpin oleh tokoh-tokoh seperti George Houser dan James Farmer, CORE terinspirasi oleh ajaran antikekerasan tokoh Mahatma Gandhi dan berjuang gigih melawan diskriminasi rasial.

Pada masa-masa awal, CORE dipimpin oleh tokoh-tokoh penting seperti penasihat politik dan pejabat tinggi. Mereka mengorganisir aksi duduk di berbagai bisnis di Chicago untuk menentang segregasi. Pendekatan damai ini menunjukkan keberanian mereka melawan ketidakadilan.

Martin Luther King Jr., seorang tokoh hak-hak sipil yang memperjuangkan kesetaraan ras tanpa kekerasan, mulai dikenal pada tahun 1950-an. CORE bekerja sama dengannya dalam kampanye seperti Boikot Bus Montgomery. CORE membantu menyebarkan informasi dan mengirim anggota untuk mendukung aksi ini.

Salah satu momen penting dalam sejarah CORE adalah “Journey of Reconciliation” atau Perjalanan Rekonsiliasi pada tahun 1947. Anggota CORE melakukan perjalanan bus melintasi negara bagian Selatan untuk menentang hukum yang memberlakukan pemisahan rasial. Meski menghadapi penangkapan, aksi ini menginspirasi “Freedom Rides” atau Perjalanan Kebebasan pada tahun 1961.

Pada tahun 1961, CORE melanjutkan perjuangan dengan mengorganisir “Freedom Rides” untuk menentang pemisahan rasial dalam transportasi antarnegara bagian. Para aktivis menghadapi kekerasan, namun keberanian mereka mendorong Komisi Perdagangan Antarnegara melarang pemisahan rasial pada bulan September 1961.

CORE juga memperjuangkan hak pilih bagi semua warga negara. Pada tahun 1964, mereka berpartisipasi dalam “Freedom Summer” untuk mendaftarkan pemilih di Mississippi. Sayangnya, tiga pekerja CORE menjadi korban kekerasan, yang akhirnya menarik perhatian nasional terhadap isu hak pilih.

Tonton Juga :  Sejarah Rubik, Permainan Kubus yang Bisa Melatih Otak

Pada tahun 1966, terjadi perubahan besar ketika James Farmer mengundurkan diri sebagai direktur nasional CORE dan digantikan oleh Floyd McKissick. Di bawah kepemimpinan baru, CORE mengubah pendekatannya dengan fokus pada pemberdayaan komunitas yang lebih luas.

Meskipun mengalami perubahan, kontribusi CORE dalam Gerakan Hak Sipil tetap terasa. Bayard Rustin, salah satu tokoh awal, turut merancang “March on Washington” pada tahun 1963. Aksi ini menjadi simbol persatuan dalam memperjuangkan kesetaraan hak bagi semua warga negara.

Warisan CORE tidak hanya terletak pada pencapaiannya, tetapi juga pada semangat pantang menyerah para anggotanya dalam memperjuangkan kesetaraan. Meskipun pengaruhnya memudar setelah tahun 1960-an, semangat perjuangan tanpa kekerasan yang mereka tanamkan tetap menginspirasi generasi penerus untuk melawan ketidakadilan.

CORE menunjukkan bahwa perjuangan untuk keadilan bisa dimenangkan dengan keberanian, tekad yang kuat, dan prinsip yang kokoh. Hingga hari ini, jejak langkah CORE tetap menjadi pengingat bahwa perubahan bisa dimulai dari sekelompok kecil orang yang berani bermimpi besar. (LSA)

zvr
Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
%d blogger menyukai ini: