Mengulas Perjanjian Renville, Upaya Penyelesaian Konflik dengan Belanda
- Historia
- November 18, 2025

TASIKMALAYA | Priangan.com – Galunggung bukan hanya nama gunung. Dulu merupakan kabuyutan atau tempat kegiatan keagamaan pada masa pengaruh kebudayaan Hindu. Kabuyutan Galunggung adalah simbol dari jati diri yang tidak boleh dikuasai oleh bangsa asing. Jika itu terjadi, hilanglah harga diri, kewibawaan, dan nilai-nilai kehidupan bangsa Sunda, sehingga nilai dirinya tidak lebih berharga dari kulit
READ MORE
TASIKMALAYA | Priangan.com – Pada abad 8, Kabuyutan Galunggung turut menentukan kesahan raja-raja Sunda. Pemimpinnya antara lain Sanghyang Semplakwaja, putera Sang Wretikandayun, raja di Galuh. Ia mengabdikan dirinya dalam keagamaan, menjadi seorang batara atau resiguru dengan gelar Danghiyang Guru di Galunggung. Sanghyang Semplakwaja mempunyai kekuasaan dalam mengabhiseka (mengesahkan) raja-raja. Seorang raja baru sah bertahta jika
READ MORETASIKMALAYA | Priangan.com – Daerah Galunggung sebagai inti kawasan yang dikuasai Semplakwaja disebutkan batas-batasnya dalam Kropak 406, yakni sebelah barat hulu Ciwulan (Gunung Cikuray dan Gunung Karacak), sebelah utara Gunung Sawal, sebelah timur Pelang Datar (mungkin tempat yang sekarang bernama Datar, di sebelah timur Citanduy, sebelah tenggara Gunung Subang). (ms) (Sumber: Preanger Institute)
READ MORE
TASIKMALAYA | Priangan.com – Semplakwaja atau Batara Danghyang Guru Galunggung memiliki dua putera, yaitu Purbasora dan Demumawan. Purbasora adalah menantu Resi Padmahariwangsa penguasa kerajaan Indraprahasta di daerah Cirebon. Sementara Demumawan adalah menantu raja Kuningan bernama Pandawa atau Wiragari. Indraprahasta dan Kuningan adalah dua kerajaan yang cukup kuat dan berpengaruh di tatar Galuh. Batara Danghyang Guru
READ MORE
TASIKMALAYA | Priangan.com – Awal abad VIII, Purbasora, anak sulung Semplakwaja atau Batara Danghyang Guru Galunggung, terlibat perebutan tahta kekuasaan Galuh. Saat itu kerajaan Galuh dikuasai oleh Sena atau Bratasena anak Mandiminyak. Dalam perebutan kekuasaan itu, Purbasora dibantu oleh Bimaraksa anak Resiguru Rahiyang Kidul dari Denuh Karangnunggal. Motif dari perebutan kekuasaan itu adalah klaim hak
READ MORE
TASIKMALAYA | Priangan.com – Demunawan, anak Semplakwaja atau Batara Danghyang Guru Galunggung, pada abad 8, diangkat menjadi raja Saung Galah Kuningan. Ia adalah resiguru yang memiliki pengaruh politik cukup luas. Pusat kerajaan Saung Galah terletak di lereng Gunung Cereme sebelah selatan. Kekuasaannya meliputi Layungwatang, Kajaron, Kalanggara, Pegerwesi, Rahasea,Kahuripan, Sumajajah, Pasugih, Padurungan, Darongdong, Pagergunung, Muladarma, Batutihang.
READ MORE
TASIKMALAYA | Priangan.com – Sanjaya, putra Bratasena, berupaya merebut kembali tahta kerajaan Galuh. Suhu politik kerajaan Galuh memanas. Perebutan kekuasaan itu melibatkan banyak kerajaan, di antaranya kerajaan Sunda dan kerajaan Kalingga di Jawa Tengah. Dalam pertempuran itu Purbasora wafat. Untuk mempertahankan eksistensi kerajaan Galuh dan meredam konflik keturunan, Semplakwaja atau Batara Guru Galunggung menunjuk Permanadikusumah
READ MORE
TASIKMALAYA | Priangan.com – Galunggung memiliki pengaruh yang cukup kuat dalam dinamika sosial dan politik di tatar Sunda. Galunggung dapat dikatakan sebagai penopang berdirinya kerajaan Galuh. Bagaimanapun, para penguasa penerus tahta kerajaan Galuh masih merupakan keturunan Galunggung. Galuh dan Galunggung adalah dua nama yang tidak bisa dipisahkan. (Sumber: Preanger Institute)
READ MORE
TASIKMALAYA | Priangan.com – Semula kabuyutan, Galunggung diubah jadi kerajaan. Itu pada tahun 1013 Saka atau 1111 Masehi. Prasasti Geger Hanjuang menjadi bukti. Rumantak ibukota kerajaan, Batari Hyang penguasanya. Siapa Batari Hyang? Pada awal abad XI M, kerajaan Sunda di bawah kepemimpinan Sri Jayabupati adalah kerajaan yang sangat kuat. Saat itu Galunggung dikuasai Resi Guru
READ MORE
TASIKMALAYA | Priangan.com – Oktober 1822, Galunggung meletus. Koran berbahasa Belanda, De Bataviashce Courrant, 19 November 1822, memerkirakan letusan itu menewaskan 1.000 orang. Laporan lainnya menyebut 4.000 orang meninggal dunia. Oktober 1894, Galunggung kembali meletus. Diikuti 35 kali goncangan gempa. Terus berlanjut selama 28 hari. Mengakibatkan kerusakan lahan pertanian di hampir seluruh wilayah Priangan. Letusan
READ MORE
TASIKMALAYA | Priangan.com – Batari Hyang, raja Galunggung, memperkuat benteng pertahanan ibukota kerajaan Galunggung, yaitu Rumantak, dengan cara membuat parit (nyusuk atau marigi). Itu dilakukan pada tahun 1111 Masehi sebagai tindakan preventif yang wajar dilakukan pada masa itu, terlepas dari ada atau tidaknya ancaman pada kerajaan. Membuat parit atau perigi dilakukan juga sebagai tanda adanya
READ MORE
TASIKMALAYA | Priangan.com – Batari Hyang memimpin Kerajaan Galunggung dengan bijaksana. Nasihat-nasihatnya tentang kehidupan menjadi rujukan generasi berikutnya. Tidak hanya di lingkungan Kerajaan Galunggung, tetapi juga dalam lingkup yang lebih besar. Asumsi itu didasari oleh keterangan yang bisa dibaca dalam naskah Amanat Galunggung. Di dalamnya terdapat kalimat “jaga isos di carék nu kwalyat, ngalalwakon
READ MORE
TASIKMALAYA | Priangan.com – Karya tulis Syekh Haji Abdul Muhyi yang asli tidak ditemukan lagi. Namun, ajarannya disalin oleh murid-muridnya, di antaranya oleh putra sulungnya sendiri, Syekh Haji Muhyiddin. Ditulis dengan huruf pegon (Arab Jawi) dengan menggunakan bahasa Jawa (baru) pesisir. Naskah versi Syekh Haji Muhyiddin itu berjudul Martabat Kang Pitutu (Martabat Alam Tujuh) dan
READ MORE
TASIKMALAYA | Priangan.com – Pengukuhan Kabupaten Sukapura oleh Sultan Agung berada di persimpangan jalan. Antara kegembiraan dan kesedihan. Di satu sisi, Raden Wirawangsa yang dibenum menjadi Tumenggung atau Bupati Sukapura pertama layak mendapat anugrah terhormat itu. Raden Wirawangsa telah berhasil menggagalkan pemberontakan Dipati Ukur terhadap Mataram. Namun di sisi lain, tertangkapnya Dipati Ukur oleh Raden
READ MORE








