Catatan Dosa PKI; Eksekusi Mati Para Kiai dan Santri di Loji Pabrik Gula Gorang-Gareng  

MAGETAN | Priangan.com – Gerakan 30 September 1965 bukan satu-satunya dosa yang pernah dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI). Jauh sebelum itu, tepat pada tanggal 18 September 1948, PKI juga pernah menunjukkan kebengisannya lewat peristiwa Gorang-Gareng.

Kejadian ini terjadi di Magetan, Jawa Timur. Pada hari itu, kawasan tersebut berubah menjadi ladang kekerasan yang menewaskan banyak kiai, santri, serta warga tak berdosa lainnya. Latar belakang insiden ini ditenggarai oleh kegagalan PKI untuk mendirikan Republik Soviet di Indonesia.

Para kiai dan santri jadi sasaran karena disinyalir dekat dengan Masyumi. Mereka dianggap sebagai penyebab utama atas kegagalan PKI mendirikan Republik Soviet di negeri ini. Hal inilah yang pada akhirnya memicu serangan brutal terhadap para tokoh agama.

Peristiwa Gorang-Gareng dimulai saat kelompok PKI melakukan penangkapan besar-besaran terhadap warga sipil beragama islam, termasuk para kiai dan santri. Dalam aksi penangkapan itu, mereka dibawa dengan kedua tangan terikat menuju sebuah pabrik gula Gorang-Gareng di kawasan Kawedanan, Magetan, Jawa Timur.

Selama dalam perjalanan, PKI juga terus menangkap masyarakat sipil yang mereka temui. Bahkan, dalam beberapa kesempatan, mereka juga melakukan perampokan dengan cara menjarah toko-toko yang dilewatinya di sepanjang jalan.

Sesampainya di pabrik gula, para tahanan kemudian dijebloskan ke dalam kamar-kamar sempit yang biasa diesebut loji. Satu ruangan kecil berukuran 4×4 meter itu dijejali oleh puluhan orang. Mereka disekap selama satu minggu sebelum akhirnya tewas dieksekusi dengan cara yang keji.

Terdesaknya posisi PKI oleh pasukan Siliwangi yang tengah melakukan operasi pembersihan menjadi penyebab utama mengapa mereka bertindak semakin brutal. Mengetahui pasukan Siliwangi yang mulai mengendus keberadaan mereka di loji pabrik gula, membuat PKI makin bengis kepada para tawanan.

Lihat Juga :  Awal Mula Mataram Masuk Priangan

Tepat di tanggal 18 September 1948, mereka akhirnya mulai mengeksekusi mati para tawanan yang terdiri dari para santri, kiai, serta masyarakat sipil itu. Proses eksekusinya terbilang keji. Para tawanan yang berada di dalam kamar-kamar sempit tersebut ditembaki dari bagian luar jendela pintu kamar secara acak. Hal ini tentu saja membuat sebagian besar tawanan meregang nyawa.

Lihat Juga :  Sumedanglarang di Bawah Mataram

Pemandangan menggenaskan baru terlihat saat pasukan Siliwangi berhasil memukul mundur PKI. Ketika mereka mulai mendobrak satu per satu pintu-pintu kamar itu, darah para korban terlihat menggenang di dalam kamar hingga semata kaki orang dewasa. Kebengisan PKI dalam peristiwa ini, tentu saja menambah daftar panjang catatan hitam PKI selama eksis di negeri ini. (ersuwa)

Lain nya

Latest Posts

Most Commented

Featured Videos