GARUT | Priangan.com – Bupati Garut, Abdusy Syakur Amin menyampaikan bahwa kecerdasan secara intelektual bukan lagi satu-satunya syarat menjadi pemimpin. Tetapi kepemimpinan masa depan menuntut lebih: hati yang peka, jiwa yang kuat, dan akhlak yang terjaga.
Pesan itu menjadi inti pidato Bupati Garut, Dr. H. Abdusy Syakur Amin, saat menghadiri pelantikan Pengurus Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri NU (IPPNU) Kabupaten Garut Masa Khidmat 2024–2026 di Gedung Pendopo, Sabtu (17/5/2025).
Bupati Syakur menekankan bahwa menjadi pemimpin yang baik harus ditopang oleh tiga dimensi kecerdasan: intelektual, emosional, dan spiritual.
“Jangan hanya pintar di atas kertas. Kalian juga harus mampu mengelola emosi dan memiliki kepekaan spiritual. Itulah bekal utama pemimpin hari ini dan masa depan,” ujarnya.
Ia menilai bahwa para anggota IPNU dan IPPNU memiliki fondasi kuat karena mereka tumbuh dalam lingkungan Nahdlatul Ulama yang mengajarkan nilai-nilai keimanan, kolaborasi, dan kepedulian sosial.
Lebih lanjut, Syakur menyampaikan bahwa kecerdasan sosial tak kalah penting. Ia menyoroti aktivitas pelajar NU yang aktif dalam forum diskusi, kegiatan keorganisasian, hingga membangun jejaring silaturahmi sebagai bentuk nyata dari kecerdasan sosial yang tidak langsung tampak hasilnya, namun memiliki dampak jangka panjang.
“Mungkin saat ini kalian belum lihat hasilnya, tapi percayalah, kebiasaan bersilaturahmi dan berdiskusi itu adalah investasi karakter,” tambahnya.
Tak hanya itu, Bupati juga mendorong para pelajar untuk terus melanjutkan pendidikan setinggi mungkin. Ia menyebut peluang beasiswa kini terbuka lebar, namun mengingatkan bahwa rekam jejak personal menjadi kunci penting untuk bisa memanfaatkannya.
“Bangun portofolio kalian dari sekarang. Aktif di organisasi, punya jejak yang baik, karena itulah nilai tambah di era sekarang,” katanya.
Sebagai penutup, Bupati Syakur berpesan agar para pelajar NU tidak kehilangan semangat dalam membangun solidaritas. Ia mengingatkan pentingnya saling menghargai, bekerja sama, dan tumbuh bersama dalam perbedaan.
“Pemimpin masa depan lahir dari proses bersama, bukan dari kemenangan sendiri. Terus jaga komunikasi dan semangat gotong royong,” tutupnya. (Az)