GARUT | Priangan.com – Pemerintah Kabupaten Garut mengambil langkah tegas dalam mengupayakan keadilan agraria. Bupati Abdusy Syakur Amin mendorong agar PT Condong, salah satu perusahaan perkebunan besar di Garut, menyerahkan minimal 20 persen dari lahan Hak Guna Usaha (HGU) mereka untuk dikelola langsung oleh masyarakat.
Usulan itu disampaikan Bupati Syakur usai pertemuan dengan pihak PT Condong di Sekretariat Daerah Garut. Dalam diskusi tersebut, Bupati menegaskan pentingnya masyarakat tidak hanya menjadi penggarap, tetapi juga memiliki akses langsung atas lahan yang mereka kelola.
“Barusan kita diskusi. Jadi, ada 1.500 hektare yang sedang kita dorong untuk bisa dikelola oleh masyarakat. Mereka bukan hanya penggarap, tapi harus jadi pemilik,” ujar Syakur.
Lahan yang akan dialihkan ke masyarakat itu nantinya digunakan untuk budidaya kelapa sawit. Pemerintah daerah juga akan memfasilitasi akses modal dengan skema pinjaman ringan agar masyarakat dapat mulai mengelola lahan tanpa terbebani secara finansial. Sambil menunggu sawit panen dalam tiga tahun pertama, masyarakat dianjurkan menanam tumpangsari seperti jagung atau tanaman pangan lainnya yang bisa membantu mencukupi kebutuhan harian mereka.
Syakur optimistis bahwa kelapa sawit bisa menjadi sumber penghasilan yang stabil dan menjanjikan. Ia menyebut, satu hektare lahan sawit dapat menghasilkan 500 kilogram hingga 2 ton tandan buah segar. Dengan harga pasaran saat ini di kisaran Rp2.500 per kilogram, masyarakat bisa mengantongi hingga Rp4 juta setiap bulannya.
“Bayangkan, dalam seminggu bisa dapat sejuta. Dan ini panen rutin, bukan musiman. Ini sangat menjanjikan buat petani,” kata Syakur.
Tak hanya menyediakan lahan dan dukungan permodalan, Pemkab Garut juga memastikan bahwa hasil panen masyarakat tidak akan sia-sia. PT Condong menyatakan kesediaannya menyerap seluruh hasil panen yang dikelola masyarakat. Menurut Syakur, ini adalah jaminan pasar yang selama ini kerap menjadi tantangan utama para petani kecil.
“Sekarang sudah enggak ada lagi cerita hasil panen enggak laku. PT Condong akan beli hasil panen mereka. Ini sudah jadi bagian dari skema kerja sama,” tegasnya.
Bupati menilai kerja sama ini merupakan langkah strategis untuk mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa, khususnya yang tinggal di sekitar lahan perkebunan. Ia berharap, melalui program ini, masyarakat bisa naik kelas menjadi petani mandiri dan memiliki masa depan yang lebih pasti.
“Kami ingin masyarakat punya pekerjaan yang lebih pasti, penghasilan yang layak, dan ke depan, mereka tidak hanya bekerja untuk orang lain, tapi jadi pengelola dan penentu masa depannya sendiri,” pungkasnya. (Az)

















