KAB BANDUNG| Priangan.com – Pemkab Bandung terus berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta menekan angka pengangguran dan kemiskinan melalui program pemberdayaan masyarakat berbasis ekonomi produktif.
Bupati Bandung Dadang Supriatna mengatakan Pemkab Bandung menargetkan penciptaan 10.000 wirausaha muda dan lapangan kerja baru setiap tahun, salah satunya melalui pembentukan Kelompok Usaha Bersama Usaha Ekonomi Produktif (KUBE UEP).
Program ini dinilai sejalan dengan tiga program prioritas Presiden, yakni Sekolah Rakyat, Koperasi Desa Merah Putih (KDMP), dan Makan Bergizi Gratis (MBG).
“Saya berharap KUBE UEP ini bisa diarahkan kepada kelompok usaha produktif seperti Kelompok Wanita Tani (KWT), misalnya dalam penyediaan komoditas cabai dan jamur yang bisa menjadi suplai dapur program Makan Bergizi Gratis,” ujar Bupati yang akrab disapa Kang DS itu.
Hal tersebut disampaikan Bupati Dadang Supriatna dalam kegiatan Graduasi Mandiri Menuju Indonesia Emas dan Penghargaan KUBE dan Usaha Ekonomi produktif (UEP) untuk Kabupaten Bandung lebih Bedas tahun 2025 di Sutan Raja Hotel, Soreang, Jum’at (24/10/2025).
Lebih lanjut, ia menjelaskan pada tahun 2026 para pendamping sosial di lapangan diharapkan dapat memanfaatkan peluang pemenuhan kebutuhan program MBG melalui KUBE UEP di bidang pangan, yang dapat menyuplai hingga 29 jenis komoditas seperti bayam, beras, daging ayam, telur dan komoditas lainnya.
Kang DS juga menekankan pentingnya sinergi antara Dinas Sosial Kabupaten Bandung dan para pendamping sosial agar ekosistem ekonomi kerakyatan dapat terintegrasi dengan KDMP.
Dengan integrasi tersebut, produk-produk hasil KUBE seperti jahit-menjahit, kerajinan, serta olahan pangan dapat ditampung dan dipasarkan kembali kepada masyarakat.
“Saya minta para kepala desa dan camat untuk menemukan orang-orang yang berpotensi dan produktif agar menjadi mitra kita,” tegasnya.
Selain mendorong kemandirian, Kang DS juga menilai keberadaan KUBE UEP menjadi solusi efektif dalam memberantas praktik bank emok karena masyarakat dapat memperoleh keterampilan dan pendapatan secara sehat dan produktif.
“Dengan adanya suntikan modal bagi tiap KUBE, saya yakin kemiskinan ekstrem di Kabupaten Bandung bisa teratasi, masyarakat menjadi lebih mandiri, dan pertumbuhan ekonomi akan meningkat,” tutur Kang DS.
Setelah diluncurkan pada 1 Mei 2025, Bupati yang akrab disapa Kang DS itu menyebut jumlah penerima manfaat program UEP tersebut berjumlah sebanyak 1.224 orang, yang terdiri dari 530 orang dalam 106 kelompok KUBE dan 694 orang penerima perorangan.
Sebelumnya 1.224 orang penerima bantuan Pemkab Bandung melalui Dinas Sosial dan pihak ketiga itu diberikan pelatihan kewirausahaan maupun keterampilan. Setelah dinilai siap, mereka diberikan bantuan permodalan agar mereka dapat memulai usaha dan mandiri.
“Total anggaran yang sudah digelontorkan untuk 1.224 penerima manfaat program Usaha Ekonomi Produktif bagi KUBE dan perorangan ini mencapai sekitar 7 miliar rupiah,” ungkap Kang DS.
Kang DS menegaskan program ini merupakan langkah nyata Pemkab Bandung dalam mendorong tumbuhnya pelaku ekonomi baru di berbagai wilayah, terutama di sektor-sektor yang berpotensi lokal, seperti pertanian, peternakan, perdagangan, kuliner, dan ekonomi kreatif.
“Melalui Usaha Ekonomi Produktif ini kita ingin memastikan bahwa bantuan pemerintah tidak berhenti pada pemberian modal semata, tetapi terus berlanjut menjadi gerakan pemberdayaan ekonomi masyarakat yang mandiri dan berkelanjutan,” tuturnya.
Melalui berbagai program penciptaan lapangan pekerjaan termasuk program KUBE dan UEP ini, Pemkab Bandung ingin memastikan pembangunan ekonomi dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat, tidak hanya di pusat kota, tetapi juga hingga ke pelosok desa.
Pada kesempatan tersebut, orang nomor satu di Kabupaten Bandung itu juga memberikan apresiasi dan penghargaan bagi KUBE terbaik, penerima manfaat berprestasi, serta pendamping terbaik.
“Saya sangat gembira karana kegiatan graduasi mandiri ini menjadi simbol keberhasilan bahwa program yang dijalankan benar-benar berdampak nyata, di mana para penerima manfaat sudah mampu berdiri di atas kaki sendiri, tanpa lagi bergantung pada bantuan sosial,” tegas Kang DS. (Zam)

















