Historia

Bonus Army 1932: Tragedi Veteran yang Dikhianati Negaranya

Perkemahan Tentara Bonus Dibakar, 1932. | Getty Images.

WASHINGTON DC | Priangan.com – Sejarah mencatat bahwa perang tidak hanya meninggalkan bekas luka di medan tempur, tetapi juga di kehidupan mereka yang bertahan setelahnya. Bagi para veteran Perang Dunia I di Amerika Serikat, perjuangan tidak berakhir ketika senjata diletakkan. Sebaliknya, mereka harus menghadapi pertempuran baru, perjuangan untuk mendapatkan hak mereka.

Pada musim panas tahun 1932, lebih dari 17.000 veteran berbaris menuju Washington, DC. Mereka menuntut pembayaran tunai segera atas bonus layanan yang dijanjikan oleh Kongres delapan tahun sebelumnya.

Mereka dikenal sebagai “Bonus Army” atau “Bonus Marchers” oleh media. Secara resmi, mereka menamai diri sebagai “Bonus Expeditionary Force,” mengacu pada Pasukan Ekspedisi Amerika dalam Perang Dunia I.

Sebagian besar veteran ini terdampak Depresi Besar yang melanda Amerika sejak 1929. Banyak yang menganggur dan kesulitan ekonomi, membuat bonus tersebut menjadi kebutuhan mendesak.

Undang-Undang Kompensasi yang Disesuaikan untuk Perang Dunia, disahkan pada 1924, menjanjikan pembayaran dalam bentuk “Sertifikat Layanan yang Disesuaikan.” Sertifikat ini baru bisa ditebus pada 1945.

Setiap veteran dijanjikan kompensasi sebesar $1,25 per hari untuk layanan di luar negeri dan $1,00 per hari untuk layanan di dalam negeri. Namun, menunggu hingga 1945 terasa tidak adil di tengah kondisi sulit.

Presiden Calvin Coolidge awalnya menolak rancangan undang-undang ini. Ia berpendapat bahwa patriotisme yang dibeli dan dibayar bukanlah patriotisme. Kongres kemudian membatalkan keputusan tersebut dan mengesahkan Undang-Undang Kompensasi yang disesuaikan untuk perang dunia.

Ketika ekonomi memburuk, para veteran tak bisa lagi menunggu. Mereka mulai berkumpul di Washington, DC, mendirikan kamp-kamp darurat. Salah satu yang terbesar adalah Hooverville di Anacostia Flats, dinamai sebagai sindiran terhadap Presiden Herbert Hoover.

Tonton Juga :  Demam K-pop Melanda Banyak Negara, Siapa Pelopor Musik Jenis Ini?

Jumlah pengunjuk rasa membengkak hingga sekitar 45.000 orang. Mereka menjaga ketertiban, membangun fasilitas sanitasi darurat, dan mengadakan parade protes setiap hari.

Pada 15 Juni 1932, DPR AS mengesahkan RUU Wright Patman untuk mempercepat pembayaran bonus. Namun, dua hari kemudian, Senat menolaknya.

Sebagai bentuk protes, para veteran berbaris menuju Gedung Capitol. Polisi DC merespons dengan keras, menewaskan dua veteran dan dua petugas polisi.

Ketegangan semakin meningkat pada 28 Juli 1932. Presiden Hoover memerintahkan Menteri Perang Patrick J. Hurley untuk membubarkan para pengunjuk rasa.

Jenderal Douglas MacArthur memimpin pasukan infanteri dan kavaleri dengan dukungan enam tank ringan yang dikomandoi oleh Mayor George S. Patton. Mereka menyerang kamp veteran dengan pedang, bayonet, gas air mata, dan senapan mesin.

Para veteran dipukul mundur ke Hooverville di Anacostia Flats. Hoover memerintahkan penghentian operasi, tetapi MacArthur mengabaikan perintah dan tetap melanjutkan serangan.

Pada akhir hari, puluhan veteran terluka dan ratusan lainnya ditangkap. Peristiwa ini memicu kemarahan publik.

Media menyebutnya sebagai “tontonan menyedihkan.” Pemerintah yang seharusnya melindungi rakyat justru mengejar veteran yang tidak bersenjata dengan tank-tank militer.

Insiden ini melemahkan popularitas Hoover. Pada pemilu 1932, ia kalah telak dari Franklin D. Roosevelt.

Meski Roosevelt juga menentang pembayaran bonus secara langsung, ia menangani protes veteran dengan pendekatan lebih manusiawi. Pada aksi protes 1933, ia menyediakan makanan dan tempat perkemahan yang lebih layak.

Untuk membantu para veteran, Roosevelt membuka program kerja melalui Korps Konservasi Sipil (CCC). Veteran bisa bekerja tanpa syarat usia dan status perkawinan.

Kemenangan akhirnya datang pada 1936. Kongres meloloskan Undang-Undang Pembayaran Kompensasi yang Disesuaikan, mengalokasikan $2 miliar untuk pembayaran langsung bonus veteran.

Tonton Juga :  Malaikat Wisconsin, Wanita di Balik Reformasi Kesehatan Militer

Roosevelt sempat menolak undang-undang ini, tetapi Kongres membatalkan keputusan tersebut. Empat tahun setelah diusir dari Washington, para veteran akhirnya mendapatkan hak mereka.

Peristiwa Bonus Army berdampak besar pada kebijakan kesejahteraan veteran. Pengalaman pahit mereka menjadi salah satu faktor utama lahirnya GI Bill pada 1944.

Undang-undang ini membantu ribuan veteran bertransisi ke kehidupan sipil dengan lebih baik. Tragedi di Anacostia Flats menjadi pengingat bahwa negara harus mendukung mereka yang telah berjuang demi bangsa. (LSA)

zvr
Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
%d blogger menyukai ini: