OHIO | Priangan.com – Pesawat terbang merupakan salah satu pencapaian teknologi yang paling berpengaruh dalam sejarah umat manusia. Di balik inovasi ini, ada nama Orville Wright. Bersama kakaknya, Wilbur Wright, mereka berhasil mewujudkan mimpi manusia untuk terbang.
Orville Wright lahir di Dayton, Ohio, pada 19 Agustus 1871. Ia tumbuh dalam keluarga yang memberi ruang luas bagi anak-anaknya untuk mengeksplorasi minat intelektual. Ayahnya, Milton Wright, adalah seorang uskup di Gereja United Brethren in Christ. Beliau dikenal sering membawa pulang barang-barang unik dari perjalanannya, salah satunya adalah mainan helikopter kecil yang menggunakan baling-baling dan karet gelang. Mainan ini menjadi awal ketertarikan Orville dan Wilbur pada dunia aeronautika.
Masa muda Orville diwarnai dengan berbagai eksperimen. Ia tidak menyelesaikan pendidikan menengahnya, namun lebih memilih mengembangkan ketertarikan pada dunia percetakan. Di usia muda, ia mendirikan usaha percetakan dan menerbitkan surat kabar lokal bersama Wilbur. Usaha ini pun menjadi salah satu contoh awal dari kecakapan teknis dan kemandiriannya.
Minat Orville beralih ke sepeda pada dekade 1890-an. Bersama Wilbur, ia membuka toko sepeda dan bahkan merancang komponen sendiri untuk produk mereka. Dari dunia sepeda inilah mereka mulai memahami prinsip dasar mekanika dan keseimbangan yang kemudian mereka terapkan dalam eksperimen penerbangan.
Gagasan menerbangkan pesawat bermesin mulai serius mereka tekuni setelah mempelajari karya-karya ilmuwan penerbangan seperti Otto Lilienthal. Setelah Lilienthal meninggal dalam kecelakaan, Orville dan Wilbur merasa terdorong untuk melanjutkan upaya tersebut. Mereka kemudian merancang pesawat dengan sistem kendali tiga sumbu yang memungkinkan pengendalian arah dan kestabilan saat terbang.
Puncak dari usaha mereka terjadi pada 17 Desember 1903, ketika pesawat bermesin rakitan mereka berhasil terbang di Kitty Hawk, North Carolina. Dalam percobaan itu, Orville menjadi pilot dalam penerbangan pertama yang tercatat menempuh jarak 36 meter dalam 12 detik. Keberhasilan tersebut menjadi titik awal revolusi transportasi udara.
Kendati awalnya mendapat sambutan dingin dari pemerintah Amerika, Wright bersaudara perlahan berhasil membuktikan nilai penemuan mereka. Orville kemudian menunjukkan langsung kemampuan pesawat mereka dalam uji coba yang dilakukan untuk Angkatan Darat AS. Keberhasilan ini menghasilkan kontrak dan membawa mereka ke dunia industri penerbangan secara lebih luas, termasuk di Eropa.
Setelah Wilbur meninggal pada 1912 akibat demam tifoid, Orville mengambil alih kendali perusahaan. Namun, tidak seperti saudaranya, ia tidak begitu tertarik pada urusan bisnis dan akhirnya memutuskan menjual perusahaan Wright pada 1915. Meski demikian, ia tetap aktif dalam berbagai lembaga yang berkaitan dengan pengembangan dunia penerbangan.
Di sisa hidupnya, Orville mendedikasikan waktunya pada perkembangan teknologi dirgantara. Ia tercatat menjadi bagian dari Komite Penasihat Nasional untuk Aeronautika (NACA) yang kelak menjadi cikal bakal NASA. Walau sempat terlibat konflik pribadi dengan adik perempuannya, Katharine, Orville tetap dikenal sebagai sosok yang setia pada keluarganya.
Orville Wright meninggal dunia pada 30 Januari 1948 di usia 76 tahun. Ia wafat di kota kelahirannya, Dayton, dan dimakamkan di samping keluarganya. Sampai saat ini, dua sosok ini masih dikenang dalam sejarah penerbangan dunia. (wrd)