WASHINGTON, D.C | Priangan.com – Siapa yang tak kenal dengan sosok yang satu ini. Ya, John Fitzgerald Kennedy, atau yang lebih dikenal dengan nama JFK, ia merupakan presiden ke-35 Amerika Serikat yang hingga kini tetap dikenang karena kharisma dan kepemimpinannya di masa penuh gejolak. Lahir di Brookline, Massachusetts, pada 29 Mei 1917, Kennedy tumbuh dalam keluarga terpandang yang sarat dengan nilai-nilai politik dan pelayanan publik. Ayahnya, Joseph P. Kennedy, adalah seorang diplomat dan pengusaha sukses, sementara ibunya, Rose Fitzgerald, berasal dari keluarga politik berpengaruh di Boston.
Sejak muda, Kennedy dikenal cerdas dan ambisius. Ia menempuh pendidikan di Harvard University, di mana ia menulis tesis berjudul Why England Slept yang kemudian diterbitkan menjadi buku. Setelah lulus pada tahun 1940, ia bergabung dengan Angkatan Laut Amerika Serikat dan bertugas selama Perang Dunia II. Dalam perang tersebut, Kennedy menunjukkan keberanian luar biasa saat kapal patroli yang dipimpinnya, PT-109, tenggelam akibat ditabrak kapal Jepang. Ia berhasil menyelamatkan anak buahnya, sebuah tindakan yang membuatnya menerima penghargaan militer dan mulai dikenal luas sebagai pahlawan perang muda.
Karier politiknya dimulai pada tahun 1946 ketika ia terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Partai Demokrat, mewakili Massachusetts. Enam tahun kemudian, ia naik ke Senat dan mulai menorehkan namanya di panggung politik nasional. Dengan gaya bicara yang tenang, penampilan yang berwibawa, dan visi yang progresif, Kennedy dengan cepat menarik perhatian publik.
Pada tahun 1960, Kennedy mencalonkan diri sebagai Presiden Amerika Serikat. Dalam pemilihan yang ketat melawan Richard Nixon, ia berhasil memenangkan suara rakyat dan dilantik pada 20 Januari 1961. Saat itu, Kennedy menjadi presiden termuda yang pernah terpilih dalam sejarah Amerika. Dalam pidato pelantikannya yang legendaris, ia menyampaikan kalimat yang abadi dalam sejarah politik dunia: “Jangan tanyakan apa yang dapat negara lakukan untukmu, tapi tanyakan apa yang dapat kamu lakukan untuk negara.”
Masa kepemimpinannya diwarnai dengan berbagai tantangan besar. Krisis Rudal Kuba pada tahun 1962 menjadi salah satu ujian terberat yang hampir memicu perang nuklir antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Namun Kennedy berhasil mengatasinya dengan langkah diplomasi yang hati-hati. Ia juga memperjuangkan hak-hak sipil bagi warga kulit hitam dan mendorong kemajuan sains dengan mencanangkan program luar angkasa yang kelak membawa manusia ke bulan.
Tragisnya, perjalanan hidup Kennedy berakhir terlalu cepat. Pada 22 November 1963, saat melakukan kunjungan kerja di Dallas, Texas, ia ditembak saat melintas dengan mobil terbuka bersama istrinya, Jacqueline Kennedy. Kennedy dinyatakan meninggal dunia di Rumah Sakit Parkland beberapa saat kemudian. Insiden itu mengejutkan dunia dan meninggalkan duka mendalam bagi bangsa Amerika. (wrd)

















