TASIKMALAYA | Priangan.com – Indonesia, tak terkecuali Kota Tasikmalaya, dua tahun lagi bakal meleksanakan pemilu serentak. Bahkan, sedari sekarang, tak sedikit partai politik yang sudah mulai menghangatkan mesin untuk menghadapi hajat politik lima tahunan itu.
Lantas, untuk tingkat Kota Tasikmalaya saja, butuh biaya berapa, sih, agar bisa duduk di kursi legislatif? Kali ini salah seorang wakil rakyat yang kini menjabat sebagai Ketua Komisi III DPRD Kota Tasikmalaya, Enan Suherlan, blak-blakan soal biaya politik agar bisa duduk di kursi dewan.
Saat ditemui di sela-sela kesibukannya, Kamis, 1 Desember 2022, Enan mengaku kalau modal yang dikeluarkan disini bukan dalam arti negatif, melainkan lebih kepada biaya alokasi untuk properti kampanye dan biaya operasional lainnya.
“Kalau saya, sih, tergantung, ya. Maksudnya, tergantung seberapa besar kekuatan kita, yang paling penting itu adalah promosinya. Misal, dalam pembuatan banner, baligho, dan sebagainya,” katanya.
Enan menambahkan, popularitas para calon yang hendak mencalonkan diri dalam pileg maupun pilkada pun sangatlah penting. Karena, menurutnnya, itu akan menjadi sebuah nilai plus bagi calon tersebut agar bisa meraih suara hati masyarakat supaya mau mendukungnya.
Disinggung soal kejelasan modal yang mesti dimiliki, lagi-lagi Enan menyebut kalau itu tak bisa dipatok. Yang jelas dan yang paling penting, sambung Enan, modal tersebut hanya dikeluarkan untuk sebatas biaya alat kampanye yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan.
“Berapa ya. Mungkin bisa jutaan, puluhan juta, bahkan ratusan juta, ya disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan saja,” tandasnya. (wrd)