TASIKMALAYA | Priangan.com – Ancaman pergerakan tanah kembali menghantui warga Kabupaten Tasikmalaya. Kali ini, sebanyak lima kepala keluarga di Kampung Babakan Mekar, Desa Sirnajaya, Kecamatan Sukaraja, harus mengungsi setelah rumah mereka mengalami kerusakan cukup parah akibat aktivitas tanah yang terus bergerak.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Tasikmalaya, Nuraedidin, menyebutkan bahwa fenomena tersebut diduga dipicu oleh curah hujan tinggi yang mengguyur wilayah itu dalam beberapa hari terakhir.
Akibatnya, pergeseran tanah berdampak pada lima rumah yang mengalami kerusakan berat dan memaksa 16 jiwa meninggalkan tempat tinggalnya demi keselamatan.
“Kerusakan mencakup dinding rumah yang retak bahkan roboh, lantai terbelah, dan permukaan tanah di lingkungan sekitar yang bergeser cukup signifikan, mencapai pergerakan antara 40 hingga 50 sentimeter dengan kedalaman tanah mencapai 30 meter,” jelasnya saat dihubungi wartawan, Sabtu (31/5/2025).
Rumah-rumah milik warga bernama Emud (56), Adi Rian Fauzi (44), Ikon (50), Amar (47), dan Ipin (66) kini dalam kondisi tidak layak huni. Para korban sementara ini menumpang tinggal di rumah kerabat mereka. Selain itu, satu masjid setempat, Al Mubarok, turut terdampak.
Proses evakuasi barang-barang warga dilakukan oleh BPBD yang dibantu personel TNI, Polri, dan sejumlah relawan.
Peristiwa ini menambah daftar panjang bencana yang melanda Kabupaten Tasikmalaya selama Mei 2025.
Nuraedidin mengungkapkan, sepanjang bulan ini saja, daerahnya telah mengalami lebih dari dua lusin kejadian bencana.
“Total ada 28 bencana tercatat, mulai dari longsor, banjir, angin kencang, hingga pergerakan tanah. Dari jumlah itu, longsor menjadi yang paling dominan, dengan 26 kejadian tersebar di berbagai kecamatan seperti Bojonggambir, Salawu, Cisayong, hingga Sukaraja,” ungkapnya.
Sementara itu, data dari Tagana Kabupaten Tasikmalaya memperkuat laporan tersebut. Ketua Tagana, Jembar Adisetya, menyampaikan bahwa selain longsor dan banjir, bencana lain seperti rumah roboh dan pohon tumbang akibat cuaca ekstrem juga tercatat di beberapa titik.
“Rumah roboh terjadi di Sukarame, Sukaratu, Cigalontang, dan Sukahening. Sementara pohon tumbang dilaporkan di Taraju, Cigalontang, dan Ciaptujah,” jelas Jembar.
Melihat meningkatnya intensitas bencana, pihak Tagana dan BPBD mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama saat cuaca ekstrem berlangsung. Masyarakat diminta segera mengungsi jika kondisi tempat tinggal mulai menunjukkan tanda-tanda bahaya.
“Kami mengingatkan warga agar tetap siaga dan tidak menyepelekan potensi bencana. Keselamatan jiwa harus jadi prioritas utama,” pungkas Jembar. (yna)