TASIKMALAYA | Priangan.com – Musim kemarau mulai terasa di sejumlah wilayah Kabupaten Tasikmalaya. Meski belum ada laporan kekeringan ekstrem, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) tak mau ambil risiko. Enam armada tangki air telah disiagakan untuk menghadapi kemungkinan krisis air bersih di tengah kemarau yang datang bertahap.
“Kami tetap siaga meskipun belum ada permintaan bantuan air dari wilayah mana pun. Saat ini masih ada hujan di beberapa kecamatan, tapi potensi kekeringan tetap harus diantisipasi,” kata Plt Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Tasikmalaya, Yayat Suryatna, Jumat (1/8/2025).
Menurut Yayat, upaya mitigasi dilakukan bersama sejumlah pihak, termasuk Perumda Air Minum Tirta Sukapura dan Dinas PUTRLH. Enam armada tangki telah disiapkan dari masing-masing instansi sebagai langkah cepat jika kekeringan mulai melanda.
“Enam kendaraan pengangkut air ini sewaktu-waktu siap dikerahkan. Kita tak menunggu kondisi parah dulu, begitu ada laporan masyarakat kesulitan air, distribusi langsung bergerak,” ujarnya.
Yayat juga menegaskan, meski distribusi air belum dilakukan, koordinasi sudah dijalin sejak dini agar tak ada penundaan saat warga mulai membutuhkan pasokan air bersih.
Sementara itu, Kepala Subbag Informasi dan Pelayanan Pelanggan Perumda Air Minum Tirta Sukapura, Iri Sopyan Sauri, menuturkan sejauh ini pasokan air untuk pelanggan masih stabil. Beberapa sumber air utama seperti Cipondok dan Cikawali di wilayah Leuwisari masih mengalir lancar ke sejumlah kecamatan.
“Belum ada penyusutan volume air yang signifikan. Air dari sumber kami masih mencukupi kebutuhan untuk wilayah Singaparna, Mangunreja, hingga Indihiang,” terang Iri.
Namun, ia menambahkan, kekhawatiran bukan datang dari kekeringan saja. Justru curah hujan deras di hulu sungai bisa membawa lumpur yang merusak sistem penyedotan air, seperti yang pernah terjadi di Sungai Cilangla tahun lalu.
“Kalau hujan besar di hulu, material lumpur terbawa hingga merusak pompa sedot kami. Maka kami juga siaga bukan hanya untuk kemarau, tapi juga bencana lumpur,” jelasnya.
Air Sungai Ciwulan dan Cilangla, lanjut Iri, merupakan sumber utama pengolahan air bersih di Tasikmalaya. Air dari kedua sungai ini ditampung, diolah, dan diuji kualitasnya di Labkesda dan Institut Teknologi Bandung (ITB) sebelum dialirkan ke pelanggan.
Untuk wilayah seperti Ciawi, Pageurageung, dan Bantarkalong, Perumda memasok air bersih dengan sistem pengolahan dari sungai terdekat, seperti Ciwulan dan Cilangla. Beberapa titik normalisasi juga terus dilakukan, termasuk pengerukan lumpur akibat kebocoran di sistem penyalur.
“Beberapa waktu lalu memang ada pengerukan di salah satu titik karena bocor, dan langsung kami tangani dengan ekskavator,” kata Iri. (yna)