SUMEDANG | Priangan.com – Apa hal yang pertama kali tersirat tentang daerah Sumedang? Ya, jawabannya pasti tahu. Tahu Sumedang, makanan khas yang sudah sangat terkenal di Indonesia.
Namun, selain tahu Sumedang, wilayah yang satu ini juga ternyata punya sisi menarik lain untuk dibahas. Itu adalah sial asal usul nama Sumedang. Siapa sangka, ternyata penamaan Sumedang diambil dari namaKerajaan Sumedang Larang.
Kerajaan ini dulu didirikan pada masa pemerintahan Prabu Guru Adji Putih yang berpusat di wilayah ini, sebelum Kerajaan Galuh dipindahkan ke Pakuan Pajajaran di Bogor. Kerajaan Sumedang Larang dikenal dengan corak Hindu yang kuat pada masanya.
Nama Sumedang sendiri memiliki makna yang dalam. Ia berasal dari kata “Insun Medal” atau “Insun Medangan” yang dalam bahasa Sunda berarti “aku dilahirkan atau aku menerangi”. Kata “Larang” sendiri di dalamnya menunjukkan sesuatu yang tak ada tandingannya. Hal ini menggambarkan kejayaan kerajaan tersebut pada zamannya.
Pada masa pemerintahan Prabu Tajimalela, putra dari Prabu Guru Adji Putih, nama kerajaan sempat berganti menjadi Himbar Buana yang memiliki arti “menerangi alam”. Hal ini menunjukkan betapa luasnya pengaruh dan kekuasaan yang dimiliki oleh kerajaan Sumedang Larang pada masa itu, bahkan sampai ke wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Seiring berjalannya waktu, tepatnya pada tahun 1530, Kerajaan Sumedang Larang bergabung dengan Kesultanan Cirebon setelah pernikahan antara Ratu Pucuk Umun, putri Prabu Tajimalela, dengan Sunan Gunung Jati. Setelah itu, pada tahun 1585, terjadi peristiwa penting yang dikenal dengan nama Harisbaya, yang pada saat itu dipimpin oleh Prabu Geusan Ulun, putra Ratu Pucuk Umun. Beliau berhasil membebaskan Sumedang Larang dari kekuasaan Cirebon dan menjadikan kerajaan ini sebagai negara yang berdaulat kembali.
Namun, pemerintahan Sumedang Larang tidak berlangsung lama. Setelah wafatnya Prabu Geusan Ulun pada tahun 1601, putranya, Prabu Suriadiwangsa, yang menggantikannya tidak mampu mempertahankan kekuasaannya.
Prabu Suriadiwangsa akhirnya menyerahkan wilayah Sumedang Larang kepada Kesultanan Mataram setelah kalah dalam peperangan melawan Sultan Agung. Sejak tahun 1620, Sumedang Larang berada di bawah kekuasaan Mataram, lalu berlanjut ke pemerintahan VOC, Hindia Belanda, dan akhirnya menjadi bagian dari Republik Indonesia.
Walaupun melalui perjalanan panjang dan penuh tantangan, rakyat Sumedang tetap mempertahankan identitas dan budayanya. Salah satu pahlawan yang berasal dari daerah ini adalah Pangeran Kornel, seorang pejuang yang dikenal melalui perjuangannya di Cadas Pangeran. Dengan demikian, Sumedang tidak hanya dikenal lewat tahu sumedang, tetapi juga sebagai daerah yang memiliki sejarah perjuangan dan kebesaran yang tak terlupakan. (Wrd)