Baru Tujuh Bulan Menjabat, Wali Kota Tasikmalaya Dinilai Gagal Sampaikan Janji Politik

TASIKMALAYA | Priangan.com — Tujuh bulan sejak resmi menjabat sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tasikmalaya, Viman Alfarizi dan Dicky Chandra mulai menuai sorotan tajam dari publik. Meski telah aktif dalam berbagai kegiatan, banyak masyarakat menilai komunikasi publik dari kepemimpinan keduanya belum efektif dan terlalu berfokus pada kegiatan seremonial.

Analisis kritis datang dari Dosen Universitas Cipasung yang juga pengamat komunikasi publik, Rico Ibrahim.

Ia menilai bahwa kehadiran pemimpin dalam sejumlah acara seremoni seharusnya tidak menggantikan esensi dari komunikasi politik yang substansial dan terukur.

“Silaturahmi lewat acara seremonial itu penting, tapi masyarakat menanti lebih dari itu—mereka menunggu janji politik direalisasikan dan dikomunikasikan secara jelas. Komunikasi publik bukan hanya hadir, tapi juga harus menjelaskan secara berkala capaian program yang dijanjikan,” ujar Rico, Kamis (31/7/2025).

Rico menyoroti bahwa janji politik seperti Tasik Gemas untuk penanganan stunting, Tasik Pintar dalam bidang pendidikan, Tasik Pelak untuk pemberdayaan UMKM, dan program One Hafiz One Kelurahan, hingga kini belum terdengar perkembangannya di tengah masyarakat.

“Harus ada pelaporan dan komunikasi dua arah. Masyarakat berhak tahu progresnya sejauh mana. Jangan sampai program besar itu hanya menjadi slogan tanpa kejelasan implementasi,” tegasnya.

Ia juga menyinggung keluhan dari Wakil Wali Kota Dicky Chandra yang sempat ramai di media. Dicky menyoroti persoalan kemiskinan, kesulitan akses layanan kesehatan, dan masih banyaknya rumah tidak layak huni di beberapa kecamatan.

Menurut Rico, pernyataan tersebut seharusnya menjadi pemicu perbaikan komunikasi internal dan eksternal pemerintahan.

“Kalau pemimpinnya sendiri sudah menyampaikan keluhan, artinya ada sesuatu yang tidak tersampaikan atau tidak berjalan efektif di dalam pemerintahan,” kata Rico.

Dalam perspektif komunikasi politik modern, lanjutnya, pemimpin daerah idealnya menggunakan berbagai platform untuk menyampaikan program kerja, baik media sosial seperti Instagram dan TikTok, media massa, hingga konferensi pers secara berkala.

Lihat Juga :  Kapolres Tasikmalaya Kota Rangkul 176 Pesantren, Jadikan Santri Mitra Perdamaian

“Teori difusi inovasi dari Everett Rogers menyebutkan bahwa penyebaran ide atau program harus dilakukan melalui berbagai saluran komunikasi agar mendapat kepercayaan publik. Ini penting agar masyarakat tidak merasa ditinggalkan dalam proses pembangunan,” paparnya.

Lihat Juga :  Jelang Pilkada, Sekda Kab. Tasik Pimpin Pembacaan Ikral Netralitas ASN

Ia pun menekankan pentingnya rencana komunikasi publik yang berkelanjutan, terukur, dan terbuka.

“Tanpa arah komunikasi yang jelas, program sebagus apapun tidak akan diterima dengan baik oleh masyarakat,” pungkasnya. (yna)

Lain nya

Latest Posts

Most Commented

Featured Videos