Daily News

Bandung Bedas Green Techno, Teknologi Pengolah Sampah yang Bisa Hasilkan Oksigen

erbeda dengan proses pembakaran sampah konvensional yang umumnya menghasilkan karbon dioksida dan berkontribusi pada pemanasan global, teknologi ini justru menghasilkan oksigen dengan kadar 20,9 persen. | Priangan.com/Zam

KAB BANDUNG | Priangan.com – Pemerintah Kabupaten Bandung meluncurkan inovasi teknologi pengolahan sampah dan pengurangan emisi karbon. Teknologi tersebut diberi nama Bandung Bedas Green Techno atau “Jaleuleu Bedas,” yang diklaim bisa mengubah sampah menjadi oksigen. Teknologi revolusioner ini dikembangkan oleh pemuda Kabupaten Bandung dan didukung penuh oleh Bupati Dadang Supriatna.

Bandung Bedas Green Techno (BBGT) merupakan terobosan besar dalam pengelolaan sampah yang mengutamakan keberlanjutan lingkungan. Berbeda dengan proses pembakaran sampah konvensional yang umumnya menghasilkan karbon dioksida dan berkontribusi pada pemanasan global, teknologi ini justru menghasilkan oksigen dengan kadar 20,9 persen, yang setara dengan oksigen yang ada di kawasan pegunungan. Mesin ini mampu mengubah sampah menjadi udara segar, tanpa menghasilkan residu atau emisi berbahaya.

“Teknologi ini adalah jawaban bagi krisis sampah dan emisi karbon. Sampah akan habis terbakar dan yang tersisa adalah oksigen, sebuah solusi besar untuk perubahan iklim yang sudah sangat dibutuhkan dunia,” kata Bupati Bandung, Dadang Supriatna, Selasa, 18 Maret 2025.

Dadang juga menjelaskan, butuh waktu sedikitnya tiga tahun bagi tim inovator untuk menyempurnakan teknologi ini hingga benar-benar dapat berfungsi optimal.

Berkat suhu pembakaran yang sangat tinggi, yakni mencapai 1.200 hingga 1.500 derajat Celsius, teknologi ini tidak menghasilkan emisi berbahaya seperti dioksin atau furan yang sering kali muncul pada teknologi incinerator dan pirolisis. Dengan demikian, proses pembakaran menggunakan Jaleuleu Bedas lebih ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan.

Selain itu, teknologi ini juga menawarkan efisiensi tinggi dalam pengolahan sampah. Hampir 99 persen sampah akan terurai menjadi energi, sementara residu yang dihasilkan hanya sekitar 0,5 hingga 1 persen yang dapat dimanfaatkan kembali, misalnya sebagai bahan konstruksi. Mesin ini juga diklaim mampu mengolah berbagai jenis sampah, mulai dari organik, anorganik, plastik, hingga limbah medis tanpa memerlukan proses pemilahan yang rumit.

Tonton Juga :  Komisi II DPR Segera Bahas Sosok Pengganti Hasyim Asy’ari  

Berbicara soal langkah ke depan, Dadang mengaku kalau pihaknya sedang memproses pengajuan hak cipta atau paten untuk teknologi ini. Setelah hak paten diperoleh, rencananya penemuan ini akan diserahkan kepada Presiden Indonesia untuk digunakan lebih luas lagi.

Dengan adanya Bandung Bedas Green Techno, Dadang berharap dapat mengurangi masalah sampah yang selama ini menjadi tantangan besar, terutama di tempat pembuangan akhir (TPA) seperti Bantargebang dan Sarimukti.

“Dengan teknologi ini, masalah sampah di Indonesia akan bisa teratasi,” kata Dadang. (Zam)

zvr
Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
%d blogger menyukai ini: