AMERIKA | Priangan.com – Suku Aztec adalah sebuah peradaban besar yang pernah hidup di Mesoamerika. Mereka dikenal memiliki sistem sosial yang terstruktur serta kepercayaan yang kompleks. Berpusat di Tenochtitlan (sekarang Kota Mexico), anggota suku ini bermata pencaharian sebagai seorang petani.
Beragam metode pertanian mereka kembangkan. Salah satunya chinampa atau pertanian terapung. Hal ini dipilih lantaran mereka hidup di kawasan danau yang dikelilingi oleh banyak pegunungan. Kota-kota mereka, konon memiliki sistem kanal yang teratur, pasar yang ramai, serta struktur sosial yang jelas dengan kelas mulai dari bangsawan hingga petani dan budak.
Ada satu hal lain yang amat menarik dari suku ini. Itu adalah soal kepercayaan mereka. Ya, suku Aztec dikenal sebagai kaum politeistik. Ada banyak dewa dalam kepercayaan mereka, mulai dari Huitzilopochtli sebagai dewa perang dan pelindung suku, Tlaloc yang yang diyakini sebagai dewa hujan dan petir. serta Quetzalcoatl, yang merupakan dewa angin, peradaban, dan pengetahuan.
Banyaknya dewa yang mereka percayai membuat suku Aztec punya ragam ritual. Namun, ritual-ritual itu tergolong sadis dan tidak manusiawi jika diukur dengan parameter saat ini.
Salah satu bentuk ritual yang paling mencolok adalah pengorbanan manusia. Ini dilakukan sebagai cara untuk menyenangkan para dewa dan memastikan kelangsungan dunia. Dalam pandangan mereka, matahari tidak akan terus bersinar tanpa darah manusia sebagai persembahan.
Setiap 52 tahun, mereka konon melakukan upacara besar yang dikenal dengan “Ritual Api Baru” untuk mencegah kehancuran dunia. Ritual ini biasanya digelar pada bulan November. Dalam upacara ini, jantung manusia akan dikorbankan.
Pada pelaksanaannya, mula-mula seluruh anggota suku Aztec bakal memadamkan semua perapian. Setelah itu, para pendeta kemudian berkumpul di puncak gunung berapi suci di Tenochtitlan dan memulai upacara.
Mereka memotong jantung korban yang dijadikan persembahan secara hidup-hidup lalu membakar jantung itu tepat di atas dadanya. Jika api bersinar terang, maka dunia akan baik-baik saja. Sebaliknya, kalau api menyala redup atau bahkan sulit untuk menyala, maka mereka yakin kiamat akan segera datang.
Selain Ritual Api Baru, ritual lain yang dikenal sadis dalam suku ini adalah ritual Tlacaxipehualiztli. Dalam ritual ini, para korban akan diperlakukan seperti seorang dewa selama beberapa waktu. Setelah itu, mereka kemudian dikuliti hidup-hidup sebagai persembahan bagi para dewa.
Salah satu peristiwa pengorbanan terbesar dalam sejarah Aztec terjadi pada tahun 1487, saat sekitar 84.000 orang dikorbankan dalam waktu empat hari untuk meresmikan piramida baru. Para tawanan perang menjadi korban utama dalam ritual ini, di mana jantung mereka diambil dengan pisau batu sebelum tubuh mereka dilempar dari tangga piramida. (Ersuwa)