Atasi Kesepian dan Ketimpangan, Program SIDAYA Berdayakan Lansia Indonesia

JAKARTA | Priangan.com – Pemerintah melalui Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN meluncurkan program SIDAYA sebagai upaya konkret dalam menghadirkan solusi atas persoalan kesepian dan keterbatasan akses aktivitas sosial bagi penduduk lanjut usia (lansia).

Program ini diluncurkan dalam rangkaian peringatan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) ke-29, yang berlangsung di RPTRA Matahari, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Selasa (3/6/2025).

Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Dr. Wihaji, S.Ag., M.Pd., menyatakan bahwa Indonesia tengah memasuki periode demografi dengan pertumbuhan populasi lansia yang signifikan.

“Kita tidak bisa memandang lansia hanya sebagai kelompok yang perlu dilindungi. Mereka adalah sumber daya yang masih dapat diberdayakan,” ujar Wihaji dalam sambutannya.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa proporsi warga berusia 60 tahun ke atas di Indonesia meningkat tajam dalam satu dekade terakhir. Dari 7,6 persen pada 2010 menjadi 12 persen pada 2023, dan diprediksi akan mencapai lebih dari 20 persen pada 2045.

“Itu berarti satu dari lima orang Indonesia di masa depan adalah lansia,” imbuh Wihaji.

Fenomena penuaan penduduk ini turut membawa dampak sosial. Banyak lansia kini tinggal sendiri, sebagian dalam kondisi rentan secara ekonomi.

“Lebih dari 50 persen lansia menjadi kepala rumah tangga. Tapi sekitar 11 persen hidup dalam kemiskinan. Kita tidak bisa membiarkan mereka menjalani masa tua dalam keterasingan,” tegasnya.

Melalui program SIDAYA (Lanjut Usia Berdaya), pemerintah memperkenalkan pendekatan baru yang bersifat partisipatif. Lima layanan utama yang ditawarkan dalam SIDAYA antara lain: penerbitan Kartu SIDAYA, pemeriksaan kesehatan berkala, pelatihan perawatan lansia berbasis keluarga (PJP), Sekolah Lansia melalui program Bina Keluarga Lansia, serta pelatihan kewirausahaan bagi lansia yang masih aktif.

Lihat Juga :  Meski Presidential Threshold Sudah Dihapus Jumlah Capres-Cawapres Bakal Tetap Dibatasi?

“Kami ingin menciptakan lingkungan yang memungkinkan lansia tetap sehat, terlibat, dan produktif sesuai kapasitasnya,” kata Wihaji.

Pada momen HLUN ini, pemerintah juga mengumumkan rencana peluncuran Kartu Lansia Sehat dalam peringatan Hari Keluarga Nasional mendatang.

Lihat Juga :  Garut Panas, Sawah Hilang: Balai Diklat KKB Diminta Hadirkan Solusi Nyata

Kartu ini memberikan berbagai manfaat seperti pemeriksaan kesehatan gratis, diskon perjalanan, dan potongan harga untuk kegiatan wisata yang ramah lansia.

Dengan menggunakan pendekatan Life Course, BKKBN ingin menanamkan pemahaman bahwa setiap tahap kehidupan, termasuk masa tua, memiliki potensi yang layak dikembangkan.

“Kita ingin para lansia merasa dihargai, punya ruang untuk berperan, dan tak merasa sendiri,” tutup Menteri Wihaji.

Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta, Marullah Matali, Lc., M.Ag., mengungkapkan bahwa jumlah lansia di Jakarta kini telah melampaui 10 persen dari total penduduk.

“DKI masuk dalam kategori provinsi dengan struktur penduduk tua. Maka perlu program-program adaptif agar para lansia tetap aktif di tengah masyarakat,” jelasnya.

Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN, Nopian Andusti, menekankan pentingnya mendorong interaksi sosial di kalangan lansia.

“HLUN bukan hanya seremoni, tapi ajakan untuk mengubah paradigma. Usia lanjut bukan akhir produktivitas,” ujarnya. (yna)

Lain nya

Latest Posts

Most Commented

Featured Videos