PANGANDARAN | Priangan.com – Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Pangandaran mulai mengambil langkah konkret untuk memperkuat kemandirian organisasi dan ekonomi kadernya. Melalui Badan Usaha Milik Ansor (BUMA), mereka meluncurkan program penanaman 14.900 bibit pohon balsa di lahan seluas 15,6 hektar yang tersebar di seluruh Pimpinan Anak Cabang (PAC) se-Kabupaten Pangandaran.
Program ini menjadi bagian dari inisiatif nasional GP Ansor dalam bidang ketahanan pangan dan pengelolaan sumber daya di sekitar. Kegiatan tersebut difokuskan untuk penghijauan sekaligus untuk membuka peluang ekonomi baru bagi para kader di tingkat akar rumput.
Ketua PC Ansor Pangandaran, Muhlis Nawawi, mengatakan, program tersebut akan dijalankan secara bertahap dan diharapkan seluruh bibit dapat tertanam pada bulan Oktober ini.
“Lahan yang disiapkan sekitar 15,9 hektar dengan jumlah bibit mencapai 14.900 pohon. Penanaman dilakukan di seluruh PAC, dan setiap ranting sudah mulai bergerak untuk merealisasikannya,” ujar Muhlis, Kamis (9/10/2025).
Ia menuturkan, kegiatan ini menjadi langkah awal dalam pemanfaatan lahan-lahan tidur di berbagai wilayah Pangandaran. Beberapa kader juga mulai mengembangkan tanaman hortikultura sesuai potensi daerahnya. Di Kecamatan Langkaplancar, misalnya, ada yang menanam cabai merah dan melon, sementara di Parigi fokus pada melon. Di wilayah lain seperti Padaherang dan Mangunjaya, para kader menanam mentimun, kacang-kacangan, hingga cabai rawit.
“Program ini tidak hanya soal menanam balsa, namun juga menumbuhkan semangat berwirausaha di kalangan generasi muda. Kami ingin anak muda tidak ragu untuk turun langsung ke lapangan, belajar dari tanah, dan membangun kemandirian sejak dini,” ucap Muhlis.
Selain pengelolaan pertanian, PC Ansor Pangandaran juga menyiapkan program lanjutan berupa pelatihan peningkatan kapasitas kader. Pelatihan ini mencakup pengembangan pertanian, bisnis digital, hingga pengelolaan usaha ritel.
Sementara itu, Direktur BUMA, Syarif Hidayat, menjelaskan, pemilihan pohon balsa dilakukan melalui berbagai pertimbangan, baik dari aspek ekonomi maupun ketahanan tanaman.
“Pohon balsa dipilih karena pertumbuhannya cepat dan memiliki nilai ekonomi yang baik. Dari sisi risiko usaha juga relatif rendah, sehingga cocok untuk penguatan ekonomi kader,” kata Syarif.
Ia menambahkan, BUMA akan terus mengembangkan program kemandirian lainnya berdasarkan potensi di tiap wilayah. Harapannya, langkah ini bisa menjadi pondasi bagi kemandirian finansial kader sekaligus mendukung pembangunan ekonomi di tingkat lokal.
“Ke depan, kami ingin setiap kader Ansor memiliki kemampuan beradaptasi dengan perubahan zaman, terutama dalam bidang pertanian modern dan digitalisasi ekonomi,” tandasnya. (Eri)