Ada sejak 1901, hingga kini Angklung Sered masih Lestari. Berusia lebih dari satu abad, melewati tiga fase perubahan fungsi. Satu-satunya di dunia. Sarat filosofi. Pada awal kemunculannya, angklung ini berfungsi sebagai penanda bahwa ada tamu agung yang berkunjung ke Kampung Balandongan, Desa Sukaluyu, Kecamatan Mangunreja, Jawa Barat.

Tapi, lambat laun, ketika ada Belanda ingin merebut tanah yang ada di kampung tersebut, masyarakat tidak sudi sejengkal tanah pun direbut penjajah. Akhirnya, angklung yang semula dijadikan untuk memberi tahu akan ada tamu, jadi dipakai tanda waspada. Kalau angklung dibunyikan dengan tempo cepat, pasti itu tanda kedatangan Belanda. Naskah: AI | Editor: Yd