TASIKMALAYA | Priangan.com – Kabupaten Tasikmalaya sampai saat ini masih belum terlepas dari persoalan stunting. Meski terbilang mengalami penurunan, prevalensinya masih berada diangka 20 persen. Jumlah itu tentu saja jauh lebih besar apabila dibandingkan dengan angka rata-rata nasional dimana persentasenya hanya diangka 14 persen saja.
Kondisi ini pun mendapat sorotan dari pihak legislatif. Pada Rabu, 26 Juni 2024, salah seorang anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Tasikmalaya, Asep Saepuloh, meminta agar pemerintah segera melaksanakan evaluasi atas program-program yang selama ini sudah dilakukan untuk menurunkan angka stunting di daerah. Ditemui dalam satu kesempatan, Asep menilai masih tingginya angka stunting ini bisa saja disebabkan oleh kurang optimalnya program-program yang telah dijalankan.
“Kalau dilihat dari kacamata pendekatan pelayanan pemerintah pasti seperti itu. Ketika kita menemukan kasus apalagi kasusnya tinggi yang harus kita evaluasi adalah program yang selama ini kita jalankan. Kalau memang masih tinggi berarti ada sesuatu dan harus dievaluasi secara menyeluruh,” bebernya.
Dalam kesempatan itu, Asep juga menggarisbawahi pentingnya fokus pada aspek yang lebih substansial dan langsung berdampak terhadap objek dalam hal ini penderita stunting. Menurutnya, pemerintah jangan terlalu banyak menggelar acara-acara seremonial yang justru kurang berdampak secara langsung pada penderita. Sebaliknya, pemerintah lebih baik mengeluarkan program yang langsung berdampak nyata terhadap penurunan angka stunting.
“Artinya pengadaan makanan-makanan yang memang memenuhi dan bisa menyebabkan stunting turun itu harus diperhatikan. Jangan terlalu banyak rapat, jangan teralu banyak acara seremonial, tapi program-program yang langsung menurunkan angka stuntingnya itu sedikit,” tandasnya. (wrd)