KAB. TASIKMALAYA | Priangan.com – Angka orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di Kabupaten Tasikmalaya tercatat mencapai 2.776 jiwa. Jumlah ini mencakup pasien lama yang masih dalam tahap pemulihan maupun pasien baru yang sedang menjalani perawatan.
Hal itu disampaikan oleh Pengelola Program Kesehatan Jiwa, Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya, Dede Subekti. Menurutnya, angka tersebut cukup tinggi dan kemungkinan masih banyak kasus lain yang belum terdata.
“Angka ini bisa jadi belum sepenuhnya mencerminkan kondisi riil di lapangan. Masih banyak pasien yang tidak dilaporkan karena stigma. Kadang keluarga memilih menyembunyikan anggota keluarganya yang mengalami gangguan jiwa,”kata Dede saat ditemui di sela kegiatan Evakuasi dan Rujuk Massal Pasien Jiwa Berat di Gedung Islamic Centre, Singaparna, pada Kamis, 17 Juli 2025.
Dede menyebutkan, untuk pasien yang sudah terdata, Dinas Kesehatan senantiasa mendorong seluruh pengelola program kesehatan jiwa di puskesmas agar aktif melakukan pemantauan lewat kunjungan rumah (home visit) dan layanan home care.
Menurutnya, guna menopang kegiatan tersebut pihaknya juga sudah menyiapkan kader-kader kesehatan jiwa yang tersebar di 351 desa se-Kabupaten Tasikmalaya.
“Upaya kami lebih banyak pada tindakan preventif dan promotif. Kami lakukan skrining secara rutin agar gangguan kejiwaan bisa terdeteksi sejak dini,” jelasnya.
Bagi pasien yang sudah menunjukkan gejala, sambung Dede, penanganan dilakukan melalui konseling dan asesmen menggunakan instrumen SRQ-29. Bila diperlukan, pasien bakal dirujuk ke psikolog klinis atau psikiater untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Ditanya soal sebab utama mengapa banyak ODGJ di Kabupaten Tasik, Dede menyebut sebagian besar dipicu oleh tekanan ekonomi. Menurutnya, ketidakstabilan penghasilan, utang, dan himpitan kebutuhan hidup sering kali menjadi awal mula gangguan kejiwaan.
“Masalah ekonomi adalah pemicu paling banyak. Judi online juga ada, dan ikut memperburuk kondisi kejiwaan sebagian pasien,” jelasnya.
Meski begitu, menurutnya selama ini ada banyak pasien yang sudah ditangani dan menunjukkan perkembangan positif.
“Alhamdulillah, banyak yang pulih, kembali produktif, dan bisa menjalani hidup lebih baik bersama keluarganya,” tutupnya. (wrd)