Anak Terlantar Tidur di Tikar, Pemkot Tasikmalaya Baru Tanggap Saat Netizen Ramai

TASIKMALAYA | Priangan.com – Sebuah tayangan singkat di media sosial menggugah banyak hati, sekaligus menyisakan tanda tanya besar: di mana pemerintah saat anak-anak terlantar hidup dalam kondisi memprihatinkan?

Video yang memperlihatkan kondisi anak-anak di Yayasan Yamuti, sebuah panti sosial di Kelurahan Sukahurip, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya, viral di TikTok sejak beberapa hari terakhir.

Dalam video itu, terlihat bayi tidur di atas tikar tipis, sementara anak-anak lainnya beristirahat di kasur seadanya yang berjejer rapat dalam ruang sempit.

Video tersebut langsung menyedot perhatian publik. Akun TikTok @serdut yang pertama mengunggahnya menuliskan ajakan: “Teman-teman orang Tasik, sempetin main ke sini yu sama adik.” Namun respons warganet tak berhenti di situ. Banyak komentar bernada kecewa, bahkan sinis, terhadap lambannya perhatian pemerintah daerah.

“Wali Kota sibuk olahraga, anak-anak tidur di lantai,” tulis seorang netizen dalam kolom komentar. Beberapa lainnya bahkan menyinggung soal pembelian mobil dinas baru yang dilakukan Pemerintah Kota Tasikmalaya di tengah banyaknya masalah sosial yang belum tersentuh.

Ironisnya, baru setelah video itu viral dan menjadi perbincangan publik, Pemerintah Kota terlihat mulai memberikan respons. Wali Kota Tasikmalaya, Viman Alfarizi, lewat akun Instagram pribadinya, hanya menuliskan satu kalimat singkat: “Siap, minta tolong @dinsoskotatasikmalaya,” merespons unggahan ulang dari akun Instagram @tasikstory.

Respons yang terkesan formalitas itu dinilai publik sebagai bentuk reaksi yang terlalu lambat dan tidak mencerminkan kepekaan terhadap isu kemanusiaan.

Apalagi, Yayasan Yamuti sudah bertahun-tahun beroperasi dengan kondisi minim dukungan pemerintah. Selama ini, yayasan tersebut lebih banyak mengandalkan bantuan dari masyarakat sekitar dan para donatur mandiri.

“Kalau tidak viral, apakah pemerintah akan tetap diam? Ini bukan persoalan baru, tapi sudah berlangsung lama,” ujar salah satu warga yang mengenal keberadaan yayasan itu.

Lihat Juga :  Kejari Garut Terima Penyerahan Oknum Dokter Tersangka Kekerasan Seksual, Segera Disidangkan

Sementara itu, banyak warganet yang justru bergerak lebih cepat dari pemerintah. Beberapa pengguna media sosial menawarkan bantuan berupa perlengkapan bayi dan kebutuhan harian untuk anak-anak yang diasuh di sana.

Lihat Juga :  Soroti Proyek Desa Dikerjakan Subkon, APDESI Cisompet Minta Bupati Garut Lakukan Reformasi Sistem

Situasi ini memperlihatkan jurang antara retorika kepedulian dan aksi nyata di lapangan. Pemerintah dinilai lebih reaktif terhadap tekanan publik daripada memiliki kesadaran awal untuk menanggapi persoalan sosial yang nyata di depan mata.

Yayasan Yamuti kini menjadi simbol dari potret kelambanan birokrasi dalam merespons kebutuhan mendesak masyarakat, terutama kelompok rentan seperti anak-anak terlantar. (yna)

Lain nya

Latest Posts

Most Commented

Featured Videos