TASIKMALAYA | Priangan.com – Aksi solidaritas untuk driver ojek online (ojol) yang tewas terlindas kendaraan taktis Brimob di Jakarta, Jumat (29/8/2025), berubah menjadi amuk massa di Kota Tasikmalaya. Ratusan pendemo yang awalnya menggelar orasi damai justru memaksa masuk ke Gedung DPRD Kota Tasikmalaya dan merusak fasilitas di ruang paripurna.
Kericuhan pecah sekitar pukul 17.45 WIB. Massa yang sebagian besar mahasiswa, pelajar, dan masyarakat berpakaian serba hitam berhasil mendobrak pintu besi gedung dewan. Begitu masuk, mereka melempari kaca, membalikkan kursi, hingga menuliskan protes dengan cat semprot di dinding.
Situasi semakin tak terkendali saat bentrok dengan polisi di halaman gedung. Batu bata dan botol mineral beterbangan dari dua arah. Dua anggota kepolisian dan lima mahasiswa harus dilarikan ke rumah sakit dengan luka di kepala dan badan.
Sebelum menyerbu DPRD, massa lebih dulu mengepung Mapolres Tasikmalaya Kota. Mereka menuntut kepolisian bertanggung jawab atas insiden di Jakarta yang merenggut nyawa seorang ojol. “Polisi digaji dari uang rakyat, tapi justru bertindak arogan terhadap rakyatnya sendiri,” teriak seorang orator di depan Mapolres.
Meski hujan deras mengguyur, jumlah massa kian bertambah. Aksi lempar botol sempat terjadi, tapi mereda sebelum akhirnya rombongan bergerak ke gedung dewan. Di titik inilah kemarahan pecah, memicu bentrokan lebih luas.
Menurut Dadan Mardani (21), mahasiswa asal Tasikmalaya yang ikut aksi, kerusuhan itu mencerminkan kekecewaan publik secara nasional.
“Ini bentuk akumulasi kemarahan masyarakat. Polisi seharusnya mengayomi rakyat, bukan malah menyebabkan korban jiwa,” ujarnya di lokasi.
Para pendemo mengancam tidak akan berhenti sampai pelaku penggilas ojol diadili. “Kami akan turun lagi dengan massa lebih banyak. Ini baru awal,” kata Dadan menegaskan. (yna)