TASIKMALAYA | Priangan.com – Aksi demonstrasi yang berlangsung ricuh di berbagai daerah belakangan ini akhirnya merembet ke Kota Tasikmalaya. Unjuk rasa yang digelar di depan Gedung DPRD Kota Tasikmalaya, Jumat lalu, awalnya berjalan sebagai aksi solidaritas.
Namun, situasi mendadak berubah mencekam ketika sebagian massa bertindak anarkis dengan merusak fasilitas publik hingga menjarah sejumlah barang milik DPRD. Suara teriakan, kaca pecah, dan sorakan massa membuat suasana di sekitar lokasi aksi semakin tegang.
Kericuhan di Tasikmalaya ini menambah daftar panjang insiden serupa yang terjadi di sejumlah kota, bahkan sebelumnya memakan korban jiwa seorang pengemudi ojek online bernama Affan Kurniawan di Jakarta.
Tragedi tersebut menimbulkan keprihatinan mendalam dari berbagai pihak, termasuk Pemerintah Kota Tasikmalaya yang langsung merespons cepat dengan menggelar rapat koordinasi bersama jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda).
Wali Kota Tasikmalaya, Viman Alfarizi Ramadhan, menyampaikan rasa duka cita atas wafatnya Affan Kurniawan.
“Saya menyampaikan rasa duka mendalam atas meninggalnya saudara kita pengemudi ojek online. InsyaAllah almarhum mendapat tempat terbaik di sisi-Nya, dan keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran,” ucapnya, Sabtu malam (30/8/2025).
Dalam kesempatan itu, Viman juga menegaskan pentingnya peran semua pihak, mulai dari tokoh agama, RT, RW, camat hingga lurah, untuk menjaga situasi tetap kondusif.
“Mari kita jaga bersama Kota Tasikmalaya yang kita cintai. Jangan mudah terprovokasi. Kita harus menjaga persaudaraan agar keamanan dan kenyamanan bersama tetap terpelihara,” katanya.
Ia juga menyoroti keterlibatan pelajar dalam aksi ricuh di Tasikmalaya. Viman menilai kondisi itu berbahaya bagi masa depan generasi muda jika tidak segera ditangani.
“Kami akan buat aturan dan imbauan agar anak-anak sekolah tetap fokus belajar. Mereka harus menjauhkan diri dari aksi yang berpotensi menimbulkan kerusakan maupun kerugian. Sekolah itu tempat belajar, bukan arena kericuhan,” tegasnya.
Selain itu, Wali Kota juga menegaskan pentingnya menjaga komunikasi yang sehat antara pemerintah, aparat, dan masyarakat.
Ia menanggapi arahan Kementerian Dalam Negeri terkait pengurangan kegiatan seremonial dengan menyebut bahwa hal yang lebih dibutuhkan adalah membangun kedekatan nyata dengan masyarakat.
“Kita harus menjaga komunikasi publik dan menghindari hal-hal seremonial yang bisa menimbulkan kesenjangan. Sebagai pelayan masyarakat, pemerintah harus hadir di tengah-tengah warga,” ujarnya. (yna)