Daily News

Aksi Indonesia Gelap di Kota Tasik Berujung Ricuh

TASIKMALAYA | Priangan.com – Aksi Indonesia Gelap di Depan Gedung DPRD Kota Tasikmalaya pecah. Berakhir ricuh. Para mahasiswa yang berasal dari berbagai perguruan tinggi itu terlibat bentrok dengan aparat kepolisian yang tengah berjaga.

Semuanya dimulai ketika massa aksi tiba di depan gedung wakil rakyat sekitar pukul 12.00 WIB. Mulanya, aksi berjalan lancar. Orasi demi orasi silih berganti. Para mahasiswa menyampaikan kekecewaannya terhadap sejumlah kebijakan pemerintah pusat, satu di antaranya soal efisiensi anggaran di bidang pendidikan yang dinilai cukup merugikan.

Bibit kericuhan baru muncul setelah para mahasiswa meminta agar jajaran kepala dinas, anggota DPRD, dan Penjabat Wali Kota hadir di hadapan mereka. Sayangnya, permintaan itu tak dipenuhi. Sebagian besar pihak absen, termasuk Ketua DPRD.

Para mahasiswa pun berang. Mereka mulai mencoba merangsek masuk ke dalam gedung dewan. Namun, aparat kepolisian yang berjaga menahan massa di depan pintu gerbang. Aksi saling dorong pun tak terhindarkan.

Tak berhasil menjebol barikade polisi, para mahasiswa kemudian melemparkan beberapa ekor tikus putih ke dalam halaman Gedung DPRD sebagai bentuk kekecewaan. Tak berhenti sampai di situ, mereka juga sempat membakar ban tepat di depan gerbang utama gedung tersebut.

Seraya melanjutkan orasi, para mahasiswa menuntut aparat yang berjaga agar segera membukakan pintu gerbang. Namun, lagi-lagi permintaan itu tak diindahkan. Walhasil, massa kembali melakukan aksi perlawanan. Selain dengan mendorong petugas, mereka juga sempat melemparkan sejumlah benda ke arah polisi.

Suasana semakin memanas ketika aparat mengerahkan mobil water cannon dan pasukan Dalmas. Hujan yang semakin deras tak mampu meredam amarah kedua belah pihak. Bentrokan fisik pun pecah hingga memakan korban. Tiga petugas dan satu mahasiswa terluka. Tak berhenti sampai di situ, beberapa kaca gedung DPRD juga pecah akibat lemparan dari arah massa.

Tonton Juga :  Heboh Aksi Geng Motor Pecahkan Spion Mobil

Ada hal menarik saat aparat kepolisian mencoba menghalau massa menggunakan meriam air. Tak lama setelah menyapu mahasiswa, nozzle water canon kemudian diarahkan langsung ke mobil komando. Penyemprotan ke arah mobil yang mengangkut sound system yang digunakan para mahasiswa itu terjadi cukup lama. Entah bagaimana nasib peralatan elektronik yang ada di belakang mobil tersebut.

Setelah sekian lama disapu meriam air, mahasiswa akhirnya meminta untuk berdamai. Mereka pun menghampiri petugas untuk kembali berdiskusi. Di tengah derasnya hujan, diskusi berjalan alot. Walau demikian, polisi akhirnya memperbolehkan mereka untuk masuk ke halaman kantor DPRD. (Wrd)

zvr
Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
%d blogger menyukai ini: