Aksi Demo Sopir Truk Lumpuhkan Pasokan Sayuran di Priangan Timur, Harga Melambung

TASIKMALAYA | Priangan.com — Aroma krisis mulai tercium di sejumlah pasar tradisional wilayah Priangan Timur. Deretan lapak sayuran terlihat lebih lengang dari biasanya. Komoditas seperti daun bawang, wortel, kubis, hingga cabai-cabaian mulai langka, dan harga-harganya pun melesat tinggi.

Akar permasalahannya? Aksi mogok para sopir truk buntut dari penolakan kebijakan Over Dimension Over Loading (ODOL) yang kembali mencuat ke permukaan.

Sejak akhir pekan lalu, para sopir truk dari berbagai daerah—termasuk dari arah Garut, Bandung, dan Jakarta—menghentikan aktivitas distribusi mereka sebagai bentuk protes terhadap penegakan kebijakan ODOL yang dianggap memberatkan. Akibatnya, pasokan bahan pokok ke pasar-pasar di Tasikmalaya, Ciamis, Banjar, Garut, dan Pangandaran pun terganggu.

Rini (35), warga Bebedahan, Kecamatan Tawang, mengungkapkan kekhawatiran atas kondisi pasar yang tidak seperti biasa.

“Sejak beberapa hari terakhir, daun bawang, kubis, dan wortel susah dicari. Pasar Pancasila, Padayungan, sampai Cikurubuk pun sepi barang. Pedagang hanya membawa stok seadanya dan harganya ikut naik,” ujar Rini saat ditemui di Pasar Indihiang, Senin (23/6/2025).

Hal serupa dirasakan Alan Suherlan (44), pedagang sayur di Pasar Cikurubuk. Ia mengaku pasokan dari langganannya di Bungbulang, Garut, terputus karena truk pembawa kiriman dihentikan di jalan.

“Biasanya truk masuk pagi hari bawa sayuran segar. Sekarang nihil. Kalau kondisi ini terus berlanjut, harga bisa makin menggila,” ucapnya sambil merapikan sisa dagangan di lapaknya.

Pantauan di sejumlah pasar menunjukkan lonjakan harga yang cukup signifikan. Cabai rawit domba kini dijual hingga Rp80 ribu/kg, cabai merah besar tembus Rp75 ribu/kg, tomat Rp20 ribu/kg, dan bawang merah Rp45 ribu/kg. Bahkan beberapa pedagang memilih tidak berjualan sementara waktu karena tak ada stok yang bisa ditawarkan.

Lihat Juga :  Pemkot Tasikmalaya Bersama Ulama Sepakat Perangi Miras, Komitmen Dijaga Lewat Aksi Nyata

Kepala Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan (Diskumindag) Kota Tasikmalaya, Apep Yosa Firmansyah, tak menampik adanya dampak langsung aksi tersebut terhadap distribusi bahan pangan.

Lihat Juga :  Pemkot Tasikmalaya Bersama Ulama Sepakat Perangi Miras, Komitmen Dijaga Lewat Aksi Nyata

“Kami memantau pergerakan harga dan ketersediaan barang. Tentu, masalah logistik seperti ini bukan di bawah kewenangan kami langsung, tapi kami berharap pemerintah pusat segera merespons aspirasi sopir dan mencarikan titik temu,” ujarnya.

Menurut Apep, pihaknya juga telah menerima laporan dari sejumlah pasar terkait kelangkaan barang dan banyaknya pedagang yang memilih untuk tidak buka.

“Jika mogok ini berlanjut, dampaknya bisa lebih besar. Tidak hanya pada harga, tapi juga ketahanan pangan lokal,” tambahnya.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada kepastian kapan aksi mogok sopir truk akan berakhir. Warga, pedagang, hingga pelaku usaha logistik berharap pemerintah segera mengambil langkah konkrit untuk menyelesaikan kebuntuan yang terjadi. Karena jika dibiarkan berlarut, bukan hanya harga sayur yang naik, tapi krisis bisa menjalar ke sektor lainnya. (yna)

Lain nya

Latest Posts

Most Commented

Featured Videos