Akhir Tragis Pierre Laval, Kolaborator Rezim Vichy yang Dihukum Mati

PARIS | Priangan.com – Pierre Laval, salah satu tokoh politik paling kontroversial dalam sejarah Prancis modern, mengakhiri hidupnya di hadapan regu tembak pada 15 Oktober 1945. Mantan perdana menteri pada masa pemerintahan Vichy itu dinyatakan bersalah atas tuduhan pengkhianatan setelah bekerja sama dengan Jerman Nazi selama pendudukan di Perancis.

Laval lahir pada 28 Juni 1883 di Châteldon, wilayah Puy de Dome, dari keluarga sederhana. Ia memulai kariernya sebagai pengacara, lalu aktif di Partai Sosialis dan berhasil terpilih menjadi anggota parlemen. Dalam sistem politik Republik Ketiga, Laval dikenal sebagai sosok pragmatis yang beberapa kali dipercaya menduduki jabatan menteri, hingga akhirnya menjabat perdana menteri pada awal 1930-an.

Ketika Jerman menginvasi Prancis pada 1940, Laval menjadi tokoh penting dalam pembentukan pemerintahan Vichy di bawah pimpinan Marsekal Philippe Pétain. Ia mendukung keputusan menyerah kepada Jerman dan mendorong kerja sama dengan pihak pendudukan. Setelah sempat tersingkir, Laval kembali ke pemerintahan pada 1942 dan mengendalikan kebijakan negara yang tunduk pada kepentingan Jerman.

Di masa itu, Laval memerintahkan pengiriman tenaga kerja Prancis ke industri Jerman dan menerapkan kebijakan yang dianggap memperkuat pendudukan Nazi. Dalam pidatonya tahun 1942, ia bahkan pernah menyatakan keinginannya agar Jerman menang perang, pernyataan yang kemudian menjadi simbol kolaborasi dan pengkhianatan terhadap bangsanya sendiri.

Setelah pasukan Sekutu membebaskan Prancis pada 1944, Laval melarikan diri ke Spanyol untuk menghindari penangkapan. Pemerintah Spanyol menolaknya, dan ia akhirnya kembali ke Prancis di mana ia ditangkap pada Juli 1945. Pengadilannya dimulai pada awal Oktober di hadapan Pengadilan Tinggi Prancis. Proses sidang berlangsung dalam suasana penuh emosi, dengan tekanan kuat dari publik yang menuntut pertanggungjawaban atas penderitaan selama pendudukan Jerman.

Lihat Juga :  Alaska: Negeri Amerika dengan Jejak Rusia, di Persimpangan Sejarah

Pada 9 Oktober 1945, pengadilan menjatuhkan vonis hukuman mati. Enam hari kemudian, Laval sempat mencoba mengakhiri hidupnya dengan menelan racun sianida yang disembunyikan di pakaiannya. Usahanya gagal setelah racun itu tak bereaksi, dan dokter penjara sempat berusaha menyelamatkannya agar hukuman tetap bisa dilaksanakan.

Lihat Juga :  Sejarah 8 Maret: Perjuangan di Balik Hari Perempuan Internasional

Pagi hari tanggal 15 Oktober 1945, Laval dibawa ke halaman penjara Fresnes dekat Paris. Di sana, tanpa banyak kata, ia menghadapi regu tembak. Dengan kematiannya, berakhir sudah kisah seorang politikus yang pernah memegang kekuasaan besar di masa perang, namun jatuh karena pilihan yang dianggap mengkhianati tanah airnya sendiri. (wrd)

Lain nya

Latest Posts

Most Commented

Featured Videos