CALIFORNIA | Priangan.com – Inilah sosok Jack Parsons, ia merupakan salah satu pendiri Jet Propulsion Laboratory (JPL), sebuah laboratorium khusus yang membuat dan mengoperasikan pesawat luar angkasa nirawak NASA di California. Sosoknya sampai saat ini masih dikenang banyak orang. Selain karena kontribusinya yang luar biasa, Jack juga dikenang karena punya kisah hidup yang berakhir tragis.
Lahir di Los Angeles pada 2 Oktober 1914, Parsons, sapaan akrabnya, punya minar besar terhadap sains, terutama di bidang kimia dan fisika, sejak ia masih muda. Meski pendidikan formalnya tidak sepenuhnya tuntas, semangat belajarnya yang tinggi membawanya pada berbagai eksperimen yang berani.
Pada awal tahun 1930-an, misalnya, Parsons mulai melakukan penelitian mandiri tentang bahan bakar roket padat. Hasil penelitiannya itu menjadi cikal bakal pengembangan bahan bakar roket di era modern seperti saat ini.
Tak hanya itu, Parsons juga turut berkontribusi dalam proyek-proyek militer AS, khususnya selama perang dunia II. Berkat dirinya, pada saat itu AS sudah memiliki bahan bakar yang sangat efisien untuk melengkapi berbagai alat perang baik darat maupun udara.
Pada 31 Oktober 1936, Parsons bersama sejumlah rekannya kemudian mendirikan Jet Propulsion Laboratory. Lembaga inilah yang kemudian semakin mengangkat namanya dan menjadi kontribusi paling besar yang pernah ia berikan. Lewat JPL, AS berhasil menjadi negara pertama yang pernah menerbangkan manusia ke luar angkasa.
Kendati begitu, di balik kesuksesannya ini, Jack Parsons punya kisah yang cukup kelam dalam hidupnya yang membawa dirinya pada akhir tragis. Parsons, sangat menyukai dunia spiritual. Ia bahkan seringkali melakukan praktik-praktik okultisme.
Pada saat itu, Parsons sangat terobsesi pada sosok Aleister Crowly. Itu membuatnya sering kali memadukan ilmu pengetahuan dengan ritual-ritual okultisme. Hal ini membuatnya dianggap sebagai sosok yang eksentrik, bahkan kontroversial oleh masyarakat kala itu.
Hidup Parsons berakhir tragis pada 10 Juni 1952. Ia meninggal dunia akibat ledakan di laboratoriumnya di Pasadena. Ledakan tersebut terjadi ketika Parsons sedang bereksperimen dengan bahan peledak. Kematian yang mendadak ini menimbulkan berbagai spekulasi dan memperkuat reputasinya sebagai figur yang penuh misteri.
Hingga saat ini, selain dikenang sebagai ilmuwan visioner yang punya kontribusi besar di bidang teknologi roket, sosok Jack Parsons juga dikenal sebagai sosok ilmuan yang berakhir tragis. Ledakan di laboratorium yang menjadi penyebab kematiannya, menjadi alasan kuat mengapa ia dijuluki sebagai tragic scientist atau Si Ilmuan Tragis. (ersuwa)