Abraham Lincoln, Presiden yang Menghapus Perbudakan dan Menyatukan Amerika

WASHINGTON, D.C | Priangan.com – Abraham Lincoln adalah presiden ke-16 Amerika Serikat. Ia menjadi salah satu presiden paling berpengaruh dalam sejarah karena perannya yang besar dalam menghapus perbudakan dan menjaga persatuan negara di tengah Perang Saudara. Lahir di Hodgenville, Kentucky, pada 12 Februari 1809, Lincoln tumbuh dalam keluarga petani sederhana. Masa kecilnya di pedesaan yang serba kekurangan membentuk pribadi yang tangguh, tekun, dan mencintai keadilan.

Lincoln menghabiskan masa mudanya di Indiana dan Illinois. Ia bekerja sebagai buruh, penjaga toko, hingga juru pos sebelum menekuni dunia hukum. Tanpa pendidikan formal yang tinggi, ia belajar hukum secara otodidak hingga akhirnya lulus ujian pengacara pada tahun 1836. Dari situlah karier politiknya perlahan dimulai. Lincoln terjun ke dunia politik melalui Partai Whig dan terpilih menjadi anggota legislatif negara bagian Illinois. Kepiawaiannya berbicara dan pandangannya tentang keadilan sosial membuat namanya mulai dikenal luas.

Pada tahun 1860, Lincoln terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat di tengah meningkatnya perpecahan antara negara bagian utara dan selatan. Isu perbudakan menjadi penyebab utama ketegangan yang akhirnya memicu pecahnya Perang Saudara Amerika. Beberapa negara bagian selatan keluar dari persatuan dan membentuk Konfederasi. Sebagai pemimpin tertinggi, Lincoln menghadapi ujian besar untuk mempertahankan keutuhan negara.

Dalam masa pemerintahannya, Lincoln mengambil langkah tegas untuk mengakhiri perbudakan. Pada 1 Januari 1863, ia mengeluarkan Proklamasi Emansipasi yang menyatakan kebebasan bagi semua budak di wilayah yang memberontak. Keputusan itu menjadi tonggak sejarah penting bagi Amerika Serikat. Langkah tersebut bukan hanya mengubah arah perang, tetapi juga menjadi simbol perjuangan kemanusiaan di seluruh dunia.

Kebijakan Lincoln tidak lepas dari kontroversi dan perlawanan, namun ia tetap berpegang pada keyakinannya bahwa semua manusia diciptakan setara. Di tengah beratnya perang, ia dikenal tegas, sederhana, dan selalu berusaha mencari jalan damai tanpa kehilangan tujuan utama: menjaga persatuan. Dalam berbagai pidatonya, termasuk Pidato Gettysburg yang terkenal, Lincoln menegaskan pentingnya pengorbanan untuk menjaga kebebasan dan kesetaraan.

Lihat Juga :  Pembantaian Katyn 1940: Kekejian Tersembunyi Uni Soviet

Perang Saudara akhirnya berakhir pada April 1865 ketika pasukan Konfederasi menyerah kepada pasukan Uni. Namun kebahagiaan atas berakhirnya perang itu tidak berlangsung lama. Pada malam 14 April 1865, Lincoln ditembak oleh John Wilkes Booth, seorang aktor yang bersimpati pada pihak Konfederasi, saat menonton pertunjukan di Ford’s Theatre, Washington D.C.

Lihat Juga :  AS Membantah Akan Mundur dalam Pembicaraan Ukraina dan Rusia

Ia meninggal dunia pada keesokan harinya, 15 April 1865. Kabar kematiannya mengguncang seluruh negeri. Hingga kini, ia dikenang sebagai sosok yang berhasil menyatukan bangsa di saat perpecahan terbesar dalam sejarah Amerika. (wrd)

Lain nya

Latest Posts

Most Commented

Featured Videos