TASIKMALAYA | Priangan.com – Kesiapan dalam menghadapi bencana bukan lagi sekadar wacana di Kota Tasikmalaya. Pemerintah kota bersama seluruh elemen masyarakat menunjukkan langkah konkret dalam merespons meningkatnya ancaman bencana di wilayah tersebut.
Dalam kurun waktu empat bulan pertama tahun 2025 saja, tercatat 88 kejadian bencana melanda kota ini—mulai dari banjir, longsor, hingga sambaran petir.
Menanggapi situasi tersebut, Wali Kota Tasikmalaya, Viman Alfaridzi Ramadhan, menegaskan bahwa penanganan bencana tak bisa hanya mengandalkan satu pihak. Kekuatan kolaborasi menjadi kunci utama. Dalam peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) 2025 yang digelar di SMPN 15 Tasikmalaya, Rabu (30/04), Viman menekankan pentingnya gotong royong lintas sektor, dari pemerintah hingga masyarakat.
“Peningkatan frekuensi bencana yang kita hadapi sebagian besar dipengaruhi oleh perubahan iklim dan kondisi hidrometeorologi. Maka dari itu, semua unsur harus bergerak bersama, mulai dari skala rumah tangga hingga antar-lembaga,” ujar Viman.
Langkah-langkah strategis pun telah dilakukan oleh Pemkot Tasikmalaya. Mulai dari penyusunan Kajian Risiko Bencana hingga Rencana Penanggulangan Bencana yang terkoordinasi, semuanya dirancang untuk meminimalkan risiko dan dampak terhadap warga. Regulasi pun diperkuat, sementara edukasi kepada masyarakat terus digencarkan lewat pelatihan dan sosialisasi.
Peran aktif Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tasikmalaya menjadi ujung tombak dalam respons cepat di lapangan. Upaya yang dilakukan BPBD berbuah manis. Dalam momentum apel HKB tersebut, Kepala BPBD Ucu Anwar Surahman menyerahkan langsung Piagam Penghargaan dari Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, kepada Wali Kota. Kota Tasikmalaya dinobatkan sebagai Posko Kolaborasi Siaga Bencana Terbaik dalam masa arus mudik dan balik Idul Fitri 1446 H.
Penghargaan itu, menurut Viman, bukan semata pencapaian instansi, melainkan bukti bahwa sinergitas semua elemen—termasuk relawan, komunitas kemanusiaan, dunia usaha, hingga media—telah berjalan efektif.
“Ini bukan kerja satu dua pihak, tapi buah dari kerja kolektif. Semangat kolaborasi seperti inilah yang harus terus kita jaga. Apalagi dalam urusan bencana, waktu dan kekompakan sangat menentukan,” jelas Viman.
Ke depan, Pemerintah Kota Tasikmalaya berkomitmen untuk terus memperkuat sistem mitigasi dan tanggap darurat. Seluruh unsur Pentahelix (Pemerintah, Akademisi, Dunia Usaha, Media, dan Masyarakat) akan terus diberdayakan, agar penanganan bencana tidak hanya reaktif, tetapi juga preventif. (yna)