BEIJING | Priangan.com – Ada banyak kisah dalam perjalanan sejarah Tiongkok. Negara yang satu ini menyimpan jejak pergantian dinasti yang kerap ditandai dengan pertempuran besar.
Seperti yang terjadi pada 8 September 617 di Huoyi, wilayah yang kini masuk kawasan Linfen, Shanxi. Pada hari itu, Li Yuan, gubernur Taiyuan yang kelak mendirikan Dinasti Tang, berhasil menundukkan pasukan Dinasti Sui dalam sebuah pertempuran besar.
Kondisi Dinasti Sui saat itu sedang rapuh. Sejumlah perang besar, termasuk invasi ke Goguryeo di Korea, melemahkan kekuasaan. Pajak tinggi dan beban wajib militer membuat rakyat gelisah.
Di tengah kondisi yang tidak stabil ini, Li Yuan menghimpun sekitar 25.000 pasukan dan bergerak menuju pusat kekuasaan di Daxingcheng. Perjalanan mereka sempat tertahan hujan di sepanjang Sungai Fen, hingga akhirnya tiba di Huoyi, di mana pasukan Sui berjumlah 20.000 hingga 30.000 orang sudah menunggu.
Pertempuran berlangsung sengit. Li Yuan menugaskan putra-putranya memimpin kavaleri untuk memancing lawan keluar dari benteng. Pada awalnya, pasukan Sui mampu menekan barisan Li Yuan. Namun keadaan berbalik ketika pasukan cadangan melakukan serangan balasan.
Serangan dari arah samping dan belakang membuat pertahanan Sui terpecah. Banyak prajurit mereka terjebak dan tidak mampu kembali bertahan di dalam kota.
Kekalahan di Huoyi menjadi pukulan besar bagi Dinasti Sui. Kota jatuh ke tangan Li Yuan, yang kemudian melanjutkan langkahnya ke Daxingcheng.
Pada November tahun yang sama, ibu kota berhasil direbut. Kaisar Yang dari Sui kehilangan kekuasaan, dan Li Yuan menempatkan Kaisar Gong sebagai penguasa sementara sebelum akhirnya naik takhta pada 618 dengan gelar Gaozu.
Kemenangan di Huoyi tercatat sebagai awal mula berdirinya Dinasti Tang. Dari titik inilah sebuah dinasti baru muncul, membawa Tiongkok memasuki salah satu era yang kelak dikenal sebagai masa kejayaan politik, kebudayaan, dan perdagangan dalam sejarahnya. (wrd)
