TASIKMALAYA | Priangan.com – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Tasikmalaya rupanya masih menyisakan pekerjaan rumah besar. Dari total 65 dapur yang sudah beroperasi, tidak satu pun memiliki Sertifikat Layak Higienis Sanitasi (SLHS).
Hal itu diungkapkan langsung oleh Sekretaris Daerah Kota Tasikmalaya, Asep Goparullah, yang mengakui bahwa seluruh dapur MBG belum memenuhi standar kelayakan sanitasi.
“Sejauh ini belum ada yang punya SLHS. Semua masih tahap pelatihan agar bisa memenuhi standar higienis,” ujarnya, Selasa (7/10/2025).
Menurut Asep, Pemkot sebenarnya menargetkan memiliki 74 dapur MBG, namun yang baru aktif 65 dapur, dan semuanya masih berproses untuk memperoleh sertifikasi.
“Para kepala dapur kemarin sudah ikut pelatihan bersama tim dari kabupaten. Ini bagian dari upaya agar mereka paham pentingnya standar kebersihan dan keamanan pangan,” katanya.
Ia menjelaskan, banyak pengelola dapur yang belum memahami secara utuh prosedur keamanan pangan. Padahal, aspek ini sangat penting untuk menjamin kualitas makanan yang dikonsumsi siswa.
“Mulai dari perencanaan menu, proses masak, sampai penyimpanan bahan makanan, semuanya harus sesuai standar. Kalau tidak disiplin, risiko kontaminasi bisa terjadi,” tegasnya.
Asep juga menyoroti fasilitas dapur yang belum memadai, terutama tempat penyimpanan dan sterilisasi bahan makanan.
“Dapur harus punya area khusus untuk mensterilkan bahan pangan. Kalau bahan tidak dibekukan atau disimpan dengan benar, kualitasnya bisa menurun,” jelasnya.
Ia berharap setelah pelatihan dan sertifikasi rampung, seluruh dapur MBG di Tasikmalaya bisa benar-benar layak higienis, sehingga program makan bergizi bisa berjalan sesuai tujuan utamanya: menjaga kesehatan dan gizi anak sekolah.
“Kalau semua sudah bersertifikat, manfaatnya jelas. Anak-anak makan dengan aman, kepala dapur pun bekerja dengan tenang,” pungkasnya. (yna)