60 Tahun Berdiri, SMK Perwari Tasikmalaya Kini Berjuang Hadapi Krisis Peserta Didik

TASIKMALAYA | Priangan.com – Bangunan megah SMK Perwari Kota Tasikmalaya berdiri kokoh di tengah kota. Namun, di balik tampilan fisiknya yang gagah, sekolah ini tengah menghadapi kenyataan pahit: kekurangan peserta didik baru.

Suasana sepi dan nyaris tak berpenghuni menyelimuti lingkungan sekolah swasta yang telah lebih dari enam dekade berkiprah mencerdaskan anak bangsa.

SMK Perwari, yang dikelola oleh Yayasan Taman Pendidikan Trisula Perwari, dikenal sebagai salah satu sekolah yang mengusung visi kuat: mencetak lulusan berprestasi, mandiri, profesional, serta memiliki jiwa wirausaha yang andal.

Fokus pada dua kompetensi keahlian — Tata Boga dan Tata Busana — sekolah ini dibekali dengan ruang praktik lengkap dan peralatan yang memadai. Tak sedikit alumninya yang terserap dunia industri maupun sukses berwirausaha secara mandiri.

Namun sejak beberapa tahun terakhir, jumlah pendaftar ke SMK Perwari terus mengalami penurunan. Hingga pekan kedua Juli 2025, hanya 12 orang yang mendaftar, dan baru 10 di antaranya yang melakukan daftar ulang. Padahal, pada tahun-tahun sebelumnya, jumlah siswa baru bisa mencapai 50 orang per tahun ajaran.

Kepala SMK Perwari Tasikmalaya, Burhanudin, menyebut ada beberapa faktor yang menyebabkan anjloknya minat calon siswa ke sekolah yang pernah berjaya ini.

“Dulu kami bersaing sehat dengan sekolah lain, terutama di jurusan Tata Boga dan Tata Busana. Tapi sekarang, SMK negeri pun membuka jurusan serupa. Itu jelas berpengaruh besar pada minat siswa ke sekolah swasta seperti kami,” ujarnya, Rabu (16/7/2025).

Ia menambahkan, kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang memperbolehkan sekolah negeri menerima hingga 50 siswa per rombongan belajar juga turut mempersempit ruang bagi sekolah swasta.

“Dengan kebijakan ini, tentu daya tampung sekolah negeri bertambah drastis. Akibatnya, banyak siswa yang dulunya tidak terakomodasi kini bisa langsung masuk negeri. Sekolah swasta jadi makin sulit bersaing,” jelasnya.

Lihat Juga :  Komisi II Kritik Minimnya Dukungan ke UMKM: Anggaran Kecil, Program Tak Jelas

Jika tidak ada tambahan siswa yang mendaftar ulang hingga masa Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) berakhir, maka SMK Perwari hanya akan memiliki 10 siswa baru pada tahun ajaran 2025/2026. Mereka akan bergabung dengan 5 siswa kelas XI dan 7 siswa kelas XII yang masih aktif.

Lihat Juga :  98 Persen UHC Tapi Banyak yang Tak Tercover, DPRD Warning Pemkab Tasikmalaya

Kondisi ini membuat manajemen sekolah harus berpikir keras. Bukan hanya untuk menjaga kelangsungan operasional, tetapi juga mempertahankan eksistensi sekolah yang pernah mencetak banyak prestasi ini.

“Kami tidak hanya mengajarkan teori, tapi juga praktik langsung di ruang tata boga dan busana yang lengkap. Tapi semua itu jadi tak berarti kalau siswa yang datang semakin sedikit,” kata Burhanudin dengan nada prihatin.

Ia berharap ada perhatian lebih dari pemerintah terhadap sekolah swasta, terutama yang memiliki riwayat kontribusi nyata dalam dunia pendidikan dan ketenagakerjaan.

“Kami bukan sekolah baru. Sudah puluhan tahun kami berjuang mencerdaskan anak bangsa. Tapi tanpa dukungan nyata, kami khawatir eksistensi kami akan tergerus perlahan,” tandasnya.

Di tengah tantangan ini, SMK Perwari tetap membuka diri bagi calon siswa yang ingin menimba ilmu dengan pendekatan praktik kerja dan pembinaan kewirausahaan yang kuat. Pihak sekolah juga terus berupaya melakukan promosi dan pendekatan ke masyarakat agar sekolah ini kembali diminati. (yna)

 

Lain nya

Latest Posts

Most Commented

Featured Videos