20 Tahun Mengabdi, Guru Honorer Tasikmalaya Masih Bertahan dengan Honor Rp300 Ribu

TASIKMALAYA| Priangan.com – Di balik semangat pendidikan dasar di Kabupaten Tasikmalaya, tersimpan kisah perjuangan sunyi ribuan guru honorer yang selama puluhan tahun mengajar tanpa kepastian status.

Hingga kini, mereka masih menanti janji pengangkatan sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) yang belum juga terwujud.

Salah satunya adalah Siti Nurhasanah, guru SD di pelosok Tasikmalaya yang sudah 20 tahun mengabdi. Dengan honor bulanan yang tak lebih dari Rp300 ribu, ia tetap setia mencerdaskan anak-anak desa sambil menahan beban ekonomi rumah tangga.

“Kami tak banyak berharap, hanya ingin diakui sebagai bagian dari sistem yang kami layani sejak lama,” katanya saat dihubungi wartawan, Kamis (5/6/2025).

Situasi serupa dialami ribuan tenaga honorer lainnya. Ketua Forum Guru Honorer Kabupaten Tasikmalaya, Aris Yulianto, mengatakan saat ini terdapat lebih dari 3.000 honorer yang belum juga diangkat menjadi ASN atau PPPK. Dari jumlah itu, sekitar 1.700 di antaranya adalah guru yang sebagian besar bertugas di jenjang SD.

“Banyak dari mereka telah mengabdi belasan hingga puluhan tahun. Tapi hingga sekarang, belum ada kepastian kapan mereka akan diangkat. Bahkan untuk kebutuhan dasar saja, masih bergantung pada dana BOS yang pencairannya tidak menentu,” ungkap Aris, Rabu (4/6/2025).

Aris menambahkan bahwa dalam pertemuan terakhir di Jakarta bersama pemerintah pusat, ada sinyal bahwa pengangkatan bisa dilakukan paling lambat Oktober 2025.

Namun ia menegaskan, hal itu belum cukup memberi rasa aman bagi para honorer yang hidup dalam ketidakpastian sejak lama.

“Kami berharap pemerintah daerah jangan pasif. Walaupun formasi belum dibuka pusat, setidaknya ada kesiapan data, verifikasi, dan pendataan yang rapi. Jangan sampai nanti ada honorer yang tak masuk karena soal teknis,” ujarnya.

Lihat Juga :  Bukit di Kota Tasik Makin Terkikis, Aslim: Sejak Dulu Saya Sudah Usulkan Pemerintah Beli Bukit Tiap Tahun

Menurut Aris, situasi ini sudah memasuki tahap kritis. Banyak guru honorer kini mulai mencari pekerjaan tambahan, bahkan mempertimbangkan untuk keluar dari profesi yang selama ini menjadi panggilan hidup mereka.

Lihat Juga :  Akuatik Talaga Bodas Garut Resmi Bersertifikat FINA, Dibangun Murni dari APBD

“Ini bukan soal materi semata, tapi juga soal harga diri. Sudah saatnya pengabdian dihargai secara nyata,” tutupnya. (yna)

Lain nya

Latest Posts

Most Commented

Featured Videos