19 Agustus 1944: Pembebasan Paris Dimulai

PARIS | Priangan.com – Tanggal 19 Agustus 1944 menjadi penanda dimulainya salah satu babak paling penting dalam sejarah Eropa selama Perang Dunia II. Pada hari itu, ribuan rakyat Paris bangkit melawan pendudukan Nazi Jerman yang telah menguasai ibu kota Prancis sejak 1940. Pemberontakan yang dipelopori oleh kelompok perlawanan ini berlangsung selama enam hari dan menjadi awal dari berakhirnya kekuasaan Jerman di wilayah yang dijuluki sebagai kota cahaya itu.

Perlawanan warga Paris tak datang secara tiba-tiba. Selama bertahun-tahun, mereka hidup di bawah tekanan militer Jerman yang keras dan berbagai kebijakan represi. Aksi-aksi kecil telah dilakukan sejak lama, namun momentum besar baru benar-benar terjadi saat kabar keberhasilan pasukan Sekutu dalam Operasi Overlord yang dimulai dengan pendaratan di Normandia pada Juni 1944, sampai ke kota.

Gerakan pembebasan mulai meluas di jalan-jalan Paris pada 19 Agustus. Polisi Prancis, pekerja kereta api, dan warga sipil bersenjata mulai mengambil alih gedung-gedung vital. Mereka membangun barikade serta mendirikan pos-pos pertahanan di berbagai sudut kota. Bendera nasional Prancis kembali dikibarkan di gedung-gedung pemerintahan yang sebelumnya dikuasai Jerman.

Dalam kondisi kacau, pasukan pendudukan Jerman mempertahankan diri dan mencoba meredam perlawanan dengan kekuatan militer. Bentrokan bersenjata pun tak terhindarkan. Namun, semangat juang rakyat Paris dan tekanan dari luar kota lala itu membuat posisi Jerman semakin terhimpit.

Dewan Nasional Perlawanan yang sejak lama aktif di bawah tanah kemudian terjun lansung mengoordinasi gerakan. Mereka memastikan bahwa pembebasan Paris bakal menjadi kemenangan politik bagi pemerintahan Prancis yang sah yang dipimpin oleh Jenderal Charles de Gaulle.

Enam hari setelah perlawanan dimulai, pasukan Sekutu yang dipimpin Jenderal Philippe Leclerc dari Divisi Lapis Baja Kedua, masuk ke Paris pada 25 Agustus. Mereka disambut dengan sorak sorai dan air mata oleh warga yang telah menanti kebebasan selama empat tahun.

Lihat Juga :  Menyelami Sejarah Melalui Lensa Soe Hoek Gi, Suara Kritis untuk Indonesia

Tak lama setelah itu, Jenderal Dietrich von Choltitz, komandan pasukan Jerman di Paris, menandatangani dokumen penyerahan tanpa perlawanan berarti. Ia memutuskan untuk mengabaikan perintah Hitler yang memerintahkan agar kota Paris dihancurkan sebelum jatuh ke tangan musuh.

Lihat Juga :  Amanat Galunggung

Keesokan harinya, Jenderal de Gaulle tiba di kota dan menyampaikan pidato ikonik dari Balai Kota Paris. Dalam pidatonya, ia menegaskan bahwa Paris telah dibebaskan oleh rakyatnya sendiri, dengan bantuan dari pasukan Prancis dan Sekutu. Momen tersebut sekaligus memperkuat posisi de Gaulle dalam tatanan politik pasca perang dan mengukuhkan kedaulatan Prancis setelah bertahun-tahun berada di bawah bayang-bayang pendudukan. (wrd)

Lain nya

Latest Posts

Most Commented

Featured Videos