Daily News

Rusia Kecam Kegaduhan Politik AS, Sebut Negara Itu Terancam Jatuh ke Jurang

Sumber : REUTERS

MOSKOW | Priangan.com – Rusia menyuarakan keprihatinan mendalam pada hari Rabu (24/7) terkait ketidakstabilan politik di Amerika Serikat, menyebutnya sebagai tanda perpecahan yang semakin parah di masyarakat Amerika yang berpotensi jatuh ke jurang kehancuran. Pernyataan ini muncul setelah beberapa peristiwa dramatis, termasuk upaya pembunuhan terhadap mantan Presiden Donald Trump dan pengunduran diri Presiden Joe Biden dari pencalonan.

Pada 13 Juli lalu, Donald Trump, kandidat Partai Republik, mengalami insiden penembakan di telinga saat acara kampanye. Sementara itu, pada hari Minggu (21/7), Presiden Joe Biden mengumumkan pembatalan pencalonan dirinya untuk masa jabatan kedua dan memberikan dukungan kepada Wakil Presiden Kamala Harris sebagai calon presiden dari Partai Demokrat.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, dalam tanggapannya kepada Reuters, tidak menyebutkan preferensi jelas mengenai siapa yang lebih baik sebagai presiden AS. Dia menggarisbawahi bahwa situasi politik di Amerika Serikat saat ini tampak sangat genting, dan negara tersebut sedang berjuang untuk melewati tahun ini tanpa mengalami kemerosotan yang signifikan.

Zakharova juga mencatat adanya “perpecahan mendalam dalam masyarakat Amerika” serta potensi “konflik sipil”. Namun, dia menekankan bahwa meskipun Amerika Serikat menghadapi tantangan internal, negara tersebut masih melihat Rusia sebagai musuh utama. Dia menambahkan bahwa para tokoh politik Amerika harus dihadapi dengan pandangan realistis.

Hingga saat ini, Presiden Vladimir Putin belum memberikan komentar publik mengenai pengunduran diri Biden dari pencalonan. Di masa lalu, Putin sempat mengindikasikan bahwa Biden mungkin lebih baik dibandingkan Trump untuk Rusia.

Namun, intelijen AS menunjukkan bahwa Rusia lebih cenderung mendukung kemenangan Trump. Penilaian intelijen AS juga mengungkapkan bahwa Moskow mencoba mempengaruhi pemilu 2016 untuk mendukung Trump melawan Hillary Clinton, dan pemilu 2020 melawan Biden.

Tonton Juga :  Viral! Calon Bupati Mesuji Ini Sebut akan Masuk Surga Jika Memilihnya

Rusia telah membantah tuduhan keterlibatan dalam urusan politik Amerika Serikat. Yevgeny Prigozhin, pemimpin tentara bayaran Rusia, pernah menyatakan sebelum kematiannya tahun lalu bahwa dia terlibat dalam pemilu 2016. Zakharova menegaskan bahwa tuduhan terhadap Rusia mengenai campur tangan dalam pemilu adalah cerminan dari “penyakit demokrasi Amerika.”

“Kami tidak mencampuri urusan internal negara berdaulat, apalagi memberikan pengaruh, dan tidak meniru atau memberikan tekanan pada proses pemilu. Pemilu mendatang di Amerika Serikat tidak terkecuali, kami tidak pernah mencampurinya sebelumnya,” tambah Zakharova. (mth)

zvr
Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
%d blogger menyukai ini: